Laman

Rabu, 11 Mei 2016

Keji Beling

Kuliahnya Kang Abah Oto dan AHsya Urang Parit Gunong
Keji beling mengandung zat gizi vitamin (C, B1 dan B2) dan juga mineral yang tinggi konten termasuk potasium, kalsium, natrium, besi dan fosfor. Selain itu juga mengandung senyawa polifenol, catechin, alkaloid, kafein, tanin, glikosida dari verbascoside dan 7 asam fenolat (p-hidroksi benzoat, p-coumeric, caffeic, vanilic, gentisic, ferulat dansyringic). Selain itu juga mengandung stigmasterol dan β-sitosterol serta flavonoid. Keji beling mengandung senyawa volatil yang memberikan aroma khas. Senyawa volatil utama yang diidentifikasitermasuk: fitol (46,01%), alpha cadinol (3,47%), tau-murolol (2,49%), iedol (1.81%) dan eugenol(1,08%).
Pecah Beling daun memiliki kandungan yang sangat tinggi mineral seperti kalium (51%), kalsium (24%), natrium (24%), besi (1%) dan fosfor (1%). Daun juga mengandung vitamin yang cukup tinggi C, B1, B2, dan banyak zat lain seperti catechin dan tanin.
melihat dari data diatas ada kesamaan dengan tanaman KIPAHIT DAN KIRINYUH
BISA DIBUAT PUPUK HIJAU ATAU PUPUK CAIR....
TANAH BAKAR (untuk kang AHsya Urang Parit Gunong pada intinya yang saya baca tanah bakar adalah suatu pengetahuan lokal bangsa ini yang bertaninya berpindah-pindah, tapi hal ini digunakan oleh petani menetap atau perusahaan sawit untuk membuka lahan. yang akibatnya dirasakan sekarang adalah asap).
Suatu tim ilmuwan lintas disiplin yang diketuai sepasang peneliti CIFOR menemukan bukti bahwa “Tanah Hitam/TANAH BAKAR” di Kalimantan Timur, sama halnya dengan yang di Amazon, bersifat “Antropogenik” — hasil budidaya manusia selama puluhan tahun, bahkan berabad-abad. Temuan ini dipublikasikan dalam sebuah makalah ilmiah di jurnal Forestry.
Tanah-tanah ini dapat dikembangkan dengan cara-cara dan teknologi yang sederhana dan murah yang dapat mengurangi tekanan pada tanah serta meningkatkan keberlanjutan ketahanan pangan di daerah-daerah di mana lahan langka.
“Hasil ini merupakan bukti kuat yang menunjukkan kepada petani dan pembuat kebijakan lokal bahwa sistem ini dapat meningkatkan produktivitas beras mereka,” Dari peneliti Cifor
Suka
Komentari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar