Laman

Senin, 19 November 2012

pestisida nabati

Ramuan Pestisida Nabati

Hama sasaran:
Semut, Laba-laba, Lalat Buah, Trips, Tungau (Mite), Kutu Kebul (Bemisia Tabaci), Penggorok daun jenis ulat, belalang, jangkrik dan lain-lain.

Bahan- bahan:
Bawang putih 1 ons
kunyit 1 ons
Lengkuas 3 ons
Sereh 3 batang
Merica secukupnya

Cara membuat:
Semua bahan ditumbuk sampai hancur, tambahkan air 1 liter dan didihkan sebentar. Setelah selesai pindahkan ke ember atau wadah. Tambahkan sabun cuci yang biasa untuk mencuci piring secukupnya, aduk sampai rata, kemudian dinginkan. sebelum digunakan saring dengan kain halus, agar tidak menyumbat semprotan.

Aplikasi:
Tambahkan air, setiap 100 cc - 200 cc tambahkan air 3 s/d 4 liter air. Semprotkan pada tanaman yang terkena hama.

Penyimpanan:
Simpan dalam jerigen tertutup dan terhindar dari cahaya matahari langsung.

Semoga bermanfaat...

Harus diprotes

Upaya Pemerintah dalam melakukan swasembada pangan terlihat tidak serius dan tidak konsisten. Sebab lewat kementerian perdagangan, pemerintah akan mengimpor beras dari Kamboja sebanyak 100 ribu ton per tahun. Hal ini sudah tertuang dalam Nota Kesepahaman impor beras 100.000 ton antara Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan dengan Menteri Perdagangan Kamboja Cham 
Prasidh pada pertemuan para Menteri Ekonomi se-ASEAN ke-44. Menurutnya, impor beras 100 ribu ton per tahun ini sebagai langkah untuk memenuhi konsumsi beras dalam negeri, serta sebagai antisipasi jika terjadi cuaca buruk yang bisa berdampak pada pertanian Indonesia (kompas.com, 31/8/2012).

Hal ini tentu saja menimbulkan tanda tanya. Pasalnya, pemerintah pernah mengatakan bahwa tidak akan ada impor beras dalam waktu dekat, namun kenyataanya akan kembali mengimpor beras. Tentunya, dengan impor beras ini akan menyebabkan harga beras lokal turun dan para petani dalam negeri yang dirugikan. Motivasi petani menurun dan akhirnya produksi beras menurun.

Swasembada pangan dengan target surplus 10 juta ton beras pada 2014 yang sering di gembor-gemborkan pemerintah selama ini dirasa hanya sebatas abang-abang lambe (istilah jawa: hanya bicara saja). Dalam pencapaian target tersebut seharusnya pemerintah bekerja keras untuk mendorong dan memfasilitasi para petani agar produksi beras dalam negeri meningkat, bukan malah melakukan cara praktis, manja, lebay dan sifatnya jangka pendek seperti impor beras ini.

Memang beginilah nasib pertanian kita, masih dianaktirikan. Sisi lain berharap lebih dari sektor pertanian, disisi lain pemerintah tidak pernah serius mau memikirkan kondisi pertanian.

Beberapa hal pokok yang menjadi permasalahan pertanian kita yaitu kualitas sumber daya manusia (SDM) petani yang sangat rendah, bisa kita lihat petani kita sebagian besar hanya lulusan SD (Sekolah Dasar). Disamping itu pemerintah juga belum menunjukan ittikad baiknya untuk berpihak dan mendukung sepenuhnya untuk kemajuan sistem pertanian kita khususnya dalam sistem tataniaga. Hal ini terlihat dengan bagaimana impor beras masih menjadi pilihan utama yang dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, seolah-olah pemerintah enggan untuk mau berpikir sedikit saja agar dapat meningkatkan produktivitas pertanian kita dengan kualitas yang baik tentunya dengan adanya keberpihakan kepada petani (dalam hal peningkatan kualitas SDM, perbaikan infrastruktur pertanian/irigasi dan penggunaan teknologi), sehingga mampu menciptakan kesejahteraan petani kita.

Jika kondisinya seperti ini terus berlanjut pertanian kita suatu saat akan hancur, petani kita akan pindah profesi entah menjadi kuli bangunan atau yang lainnya karena biaya input pertanian (benih, pupuk, pestisida dan lainnya) yang mahal, hasil produksi tidak meningkat dan harga jual produk yang rendah. Kita selamanya akan bergantung terus pada beras impor dengan harga yang telah di tentukan oleh mereka.

Yang dibutuhkan petani sebenarnya sudah jelas yaitu peningkatan kualitas SDM petani melalui upaya pendampingan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan, peningkatan produktivitas (alih teknologi), perlindungan harga produk lokal, pembukaan pangsa pasar yang lebih menguntungkan dan yang paling penting pemerintah harus peka terhadap kondisi pertanian sekarang supaya tidak salah menentukan kebijakan.

Akhirnya, sudah saatnya kita semua bersatu untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang mandiri, tidak bergantung pada produk luar negeri yang suatu saat akan menjajah kita sendiri. Tentunya dengan memperhatikan pertanian kita secara menyeluruh. (iman_LPS)


Pestisida Nabati



RAMUAN PESTISIDA NABATI

1.   Untuk mengendalikan hama secara umum
      Bahan-bahan :
     
Nama Bahan
Takaran
Daun mimba
Lengkuas
Serai
Detergen / sabun colek
Air
8 kg
6 kg
6 kg
20 kg
80 liter

      Cara Pembuatan :
Daun mimba, lengkuas dan semi ditumbuk halus kemudian dicampur dengan detergen / sabun colek. Lalu tambahkan 20 liter air dan aduk sampai merata. Rendam selama 24 jam kemudian saring dengan kain yang halus. Larutan akhir encerkan dengan 60 liter air. Semprotkan larutan terebut pada tanaman untuk luasan 1 hektar.

2.   Untuk mengendalikan hama trips pada tanaman cabe
      Bahan-bahan :
     
Nama Bahan
Takaran
Daun sirsak
Detergen / sabun colek
Air
50 – 100 lembar
15 gram
5 liter

      Cara Pembuatan :
Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 liter air
Direndam selama 24 jam, saring dengan kain halus
Setiap liter larutan dapat diencerkan dengan 10-15 liter air
Semprotkan larutan tersebut pada seluruh bagian tanaman yang ada hamanya

3.   Untuk mengendalikan hama belalang dan ulat
      Bahan-bahan :
     
Nama Bahan
Takaran
Daun sirsak
Daun tembakau
Detergen / sabun colek
Air
50 lembar
Satu genggam
20 gram
20 liter

      Cara Pembuatan :
Daun sirsak dan tembakau ditumbuk halus dan tambahkan detergen atau sabun sabun colek, aduk dengan 20 liter air dan endapkan selama 24 jam
Saring dengan kain halus dan diencerkan dengan 50-60 liter air
Aplikasi dengan cara disemprotkan

4.   Untuk mengendalikan hama wereng cokelat, penggerek batang dan mematoda
      Bahan-bahan :
     
Nama Bahan
Takaran
Biji mimba
Alkohol
Air
50 gram
10 cc
1 liter

      Cara Pembuatan :
Biji mimba ditumbuk halus
Aduk dengan 10 cc alkohol
Encerkan dengan 1 liter air
Endapkan selama 24 jam
Dapat disemprotkan pada tanaman / serangga hama

5.   Untuk mengendalikan hama pada tanaman bawang merah
      Bahan-bahan :
     
Nama Bahan
Takaran
Daun mimba
Umbi gadung racun
Detergen/ sabun colek
Air
1 kg
2 buah
Sedikit
20 liter

      Cara Pembuatan :
Daun mimba dan umbi gadung ditumbuk halus, tambah detergen/sabun colek aduk dengan 20 liter air, endapkan 24 jam, saring dan dapat disemprotkan pada tanaman.


      Bahan-bahan :
     
Nama Bahan
Takaran
Limbah daun tembakau
200 kg

      Cara Pembuatan :
Dihancurkan/ditumbuk dihaluskan, cara aplikasi tumbuhan dan tembakau ditaburkan bersama pemupukan untuk 1 hektar. Limbah dan tembakau itu baik untuk mengendalikan penyakit karena jamur, bakteri dan mamatoda.


5.   Untuk mengendalikan tikus
      Bahan-bahan :
     
Nama Bahan
Takaran
Umbi gadung racun
Dedak padi
Tepung ikan
Kemiri
Air
1 kg
10 kg
1 ons
Sedikit
Sedikit

      Cara Pembuatan :
Umbi dikupas dihaluskan, semua bahan dicampurkan tambah air dibuat pelet. Sebarkan pelet di pematang sawah tempat tikus bersarang.


Ditulis oleh : Ir. Koswara Wijaya