Integrated Farming System

Integrated Farming System (IFS)

Suka ·  · Bagikan

• Vespa Ubed, Muhammad Edward, Ekokembar dan 11 lainnya menyukai ini.
• 

  Faizal Nazar Kang konsep ini yg harus dikembangkan didesa dan harus diimplementasikan kalau Indonesia mau maju biocyclofarming ini jadi model pertanian terpadu dan saya juga punya mimpi untuk mewujudkannya

  9 Oktober pukul 12:50 · Suka
• 

  Sani Hipoci Cianjur ada yang lupa saya masukan yakni biogas....

  9 Oktober pukul 14:27 · Suka
• 

  Faizal Nazar Kang persoalan diatas bagaimana mewujudkan didesa mengingat output pendapatan keluarga tani dapat meningkat karena model ini dapat menghasilkan pendapatan harian mingguan bulanan tiga bulanan dan tahunan persoalan dihadapi juga adalah kondisi ekonomi sosial dan budaya juga sangat menentukan dan diperlukan kebijakan dan niat pemerintah yg cukup kuat untuk mendorong terciptanya ifs itu nah mungkinkah pemerintah mendatang bisa mewujudkan pertanian adalah masa depan Indonesia yg lebih baik

  10 Oktober pukul 6:58 · Suka
• 

  Siswady keren banget om Sani Hipoci Cianjur

  10 Oktober pukul 9:22 · Suka
• 

  Sani Ramdhan Mediansyah jujur kang faizal, saya menerapkan di dua tempat sekarang 3 tempat, alhamdulillah berhasil meskipun tantangan luar biasa... tantangan tersebut sosial budaya 1. kebiasaan bantuan pemerintahan, 2 hilangnya gotongroyong, 3. budaya praktis dan minta2, 4. propokator, 5. oknum baik NGO, Goverment, Corporate yg seolah masy tani adalah alat untuk meraup rupih, 6. krisis kepercayaan, 7. budaya korup dll... alhamdulillah telah terlewati atas bantuan dari Allaah SWT. kang saya pas nerapkan ini, contoh salah satu petani gurem (sewa lahan) yang awalnya hanya berpendapatan 200rb perbulan... sekarang hampir 12jt perbulan.

  10 Oktober pukul 10:41 · Suka · 2
• 

  Faizal Nazar kayaknya problemnya sama persis dengan saya. di garut baru satu tahun saya coba
  model tsb dan persoalan ekonomi. budaya dan sosial memang sangat berpengaruh untuk aplikasinya. untuk mensinergikan biocyclofarming tsb saya pakai teknologi tepat guna seperti huller. mesin pakan ternak.mesin cacah utk kompos. saat ini baru pengembangan pakan ternak dari komponen lokal untuk ternak bebek dan ayam dan Alhamdulillah sdh dapat yg murah meria tinggal produksinya. tahun depan rencananya kejamur peralatannya sdh siap mulai F0 dan kalau kompos pingin dikembangkan yg disertai mikoriza. model ini cukup baik utk diaplikasikan disetiap desa menuju pertanian indonesia semakin maju pertanyaan sekarang apkh pemerintahan saat ini mau dan berkomitment utk ini bahwa pertanian adalah masa depan Indonesia

  7 Desember pukul 19:29 · Suka
• 

  Sani Hipoci Cianjur untuk ruang lingkup pemerintahan sistem ini perlu tambahan, dan sering menjadi perbincangan baik di kampus atau para intelektual. maka mesti diperhitungkan tataruang wilayah, aturan mana sentralisasi pusat dengan otonomi daerah (desentralisasi), regulasi, ketegasan aparat hukum, komitment politik bersih dan peduli (mimpi), aparatur bersih dan mau terjun langsung, dsb. mesti kita duduk bersama untuk dipikirkan... pengalaman kang, belum da yang bisa tembus disana... saya juga gagal.

  7 Desember pukul 22:59 · Suka
• 

  Faizal Nazar Siapa yah mau peduli sistem ini dan saya yakin 1000% kalau semua stakeholder mau duduk bersama membicarakan dan mengimplementasikan model ini maka pertanian dan ketahanan pangan kita pasti terwujud seperti apa yg digembar gemborkan disaat kampanye para pemimpin kita.... saya baru sadar setelah terjun dalam dunia pertanian di desa saya melihat bahwa potensi kita cukup besar dan melimpah dan pada umumnya sistem pertanian kita hanya mengandalkan produksi rawmaterial saja sehingga nilai jual juga sangat rendah. Demikian juga diti

  8 Desember pukul 17:08 · Suka
• 

  Sani Hipoci Cianjur ketahanan pangan saja pak tapi kesejahteraan juga... maaf pak saya sharekan capaian saya menerapkan ini walaupun hasilnya berbeda tapi positif meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mampu membangun budaya nenek moyang seperti gatong royong. capaian kami dalam pertanian padi dapat meningkat 285 % (Amir (peneliti IPB, 2014) plawija 200-300 %. pendapatan dari 200rb menjadi 12jt berarti 6000 %

  9 Desember pukul 0:17 · Suka
• 

  Sani Hipoci Cianjur dan anehnya pak bagi orang ini adalah prestasi... bagi di dunia kerja saya ini adalah aib. ganjaran bagi saya adalah pemecatan. bagi mereka mengamalkan bahwa fakir miskin itu harus dijaga karena proyeknya akan terus jalan

  9 Desember pukul 0:22 · Suka
• 

  Sani Hipoci Cianjur apalagi kkalo unsur dari IFS dipenuhi yakni fuel bisa dibuat disini, sayang saya ga punya ilmunya kang.... kita bisa buat keperluan listrik, masak, dan Bahan bakar