Laman

Jumat, 19 Desember 2014

Binahong sebagai Alternatif Solusi


Binahong merupakan tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai solusi masalah diatas. Tanaman binahong yang termasuk ke dalam famili Basellaceae merupakan salah satu tanaman liar yang belum banyak mendapat perhatian. Binahong mempunyai potensi besar untuk diteliti karena selain sebagai tanaman obat, masih banyak manfaat lain yang dapat digali. Taksonomi tanaman binahong menurut USDA termasuk ke dalam divisi Spermatophyta, kelas Dicotyledonae, ordo Caryophyllales, famili Basellaceae, genus Anredera dan spesiesnya Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.
Manoi (2009) menyatakan tanaman ini sebenarnya berasal dari Cina (daratan Tiongkok) dengan nama asli dheng shan chi dan menyebar ke Asia Tenggara. Namun menurut Tyler (1995) binahong berasal dari Amerika Selatan dengan nama madiera vine yang menyebar ke bagian barat di sebelah selatan pulau Galapagos, Argentina, dan Florida (Menninger, 1970). Binahong dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Sudrajat (2009) menyatakan bahwa binahong masuk ke Indonesia belum dipastikan tepatnya kapan, hanya saja pada tahun 2000 binahong terdapat di Lembang. Binahong ditanam biasanya ditanam sebagai pagar pembatas pada areal kebun sayuran yang bersandar pada pagar bambu, itupun hanya beberapa orang saja yang mencoba menanamnya. Di Indonesia, binahong dikenal sebagai gondola yang sering digunakan sebagai gapura yang melingkar di atas jalan taman, sedangkan di Vietnam tanaman ini merupakan salah satu makanan wajib masyarakat disana. Binahong sangat terkenal di Eropa maupun Amerika namun para ahli disana belum banyak tertarik untuk meneliti serius dan mendalam, padahal berbagai khasiat dan kandungan bahan aktif telah banyak diakui (Manoi, 2009).
Potensi binahong sebagai pestisida sangat besar. Petani di Sumedang yang menyemprotkan hasil fermentasi binahong pada telur keong mas di sawahnya, menemukan bahwa telur tersebut berjatuhan dari batang padi setelah dua hari. Hal tersebut tidak terjadi ketika diguakan penyemprotan dengan pestisida sintetik. Fenomena itu diprediksikan oleh kandungan senyawa flavonoid yang memberikan rasa pahit sehingga tidak disukai keong mas. Pencampuran binahong dengan brotowali akan lebih baik karena brotowali sudah diketahui bersifat insektisida. Binahong juga dapat berperan melindungi tanaman dari penyakit. Hal ini karena binahong meningkatkan antibodi tanaman dan juga sebagai antiokisidan penangkap radikal bebas sehingga tanaman lebih tahan hama dan penyakit.
Seorang petani menyampaikan bahwa padinya yang menggunakan pupuk dengan campuran nutrisi dan daun binahong menjadikan padinya lebih kuat dan tahan hama penggerek batang, daun, dan akar. Menjelang panen batang tanaman padi masih tampak hijau, tidak mengering dan berwarna kuning seperti biasanya. Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas fotosintesis masih berjalan baik sehingga bulir padi menjadi lebih padat dan berisi. Sedangkan padi yang menggunakan pupuk sintetik tanpa binahong menunjukkan pertumbuhan yang terhambat, tanaman mengering, dan daunnya menjadi kemerahan. Gejala daun menjadi kemerahan tersebut merupakan dampak angin barat yang ditakuti para petani. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa binahong dapat menanggulangi dampak negatif angin barat. Fakta lainnya juga terjadi pada tanaman hias, penyemprotan hasil fermentasi binahong saja tanpa brotowali dapat membasmi kutu-kutu yang menempel pada anthurium tanpa mengakibatkan efek negatif apapun bahkan setelah penyemprotan itu tanaman semakin subur dan lebih tahan terhadap serangan OPT.
Hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan, menyatakan bahwa dalam kultur in vitro binahong terkandung senyawa aktif saponin, alkaloid, flavonoid dan terpenoid. Senyawa-senyawa ini dapat berkembang sesuai dengan fungsinya masing-masing dan terindikasi dapat digunakan sebagai pupuk dan pestisida hayati. Berikut penjelasan mengenai kandungan senyawa aktif dalam binahong yang berpotensi sebagai pupuk dan pestisida (Nurul dan Annisa, 2007).
1. Saponin
Saponin mempunyai kegunaan sebagai racun dan antimikroba (jamur, bakteri, virus), bersifat antioksidan dan antikarsinogenik. Adanya kandungan saponin ditandai dengan pembentukan larutan koloidal dalam air aglikonnya. Saponin ini memiliki berat molekul yang besar, larut dalam air, alkohol dan etanol. Salah satu senyawa saponin yang terkandung dalam binahong adalah ancordin. Ancordin merupakan sejenis protein yang memiliki berat molekul tinggi. Ancordin ini berfungsi sebagai antibodi stimulan pencegahan penyakit sehingga meningkatkan daya tahan tanaman. Senyawa ancordin ini dapat memacu terbentuknya nitrit oksida. Austin (1984) menyebutkan bahwa peran nitrit oksida pada tanaman dapat digunakan sebagai bahan penambah katalis dalam pembuatan herbisida. Saponin ini berkaitan erat dengan reaksi penyabunan, sehingga diprediksikan binahong dapat melisiskan dinding sel serangga yang sulit dibasmi karena mempunyai zat lilin, contohnya kutu putih.
2. Alkaloid
Alkaloid adalah bahan organik yang mengandung nitrogen sebagai bahan dari sistem heterosiklik. Alkaloid bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya sebagai gabungan dari sistem siklik. Peran alkaloid bagi tumbuhan antara lain: zat racun yang melindungi tumbuhan dari gangguan serangga, produk akhir reaksi detoksifikasi hasil metabolisme, faktor pengatur tumbuhan, serta menyediakan unsur nitrogen yang diperlukan bagi tumbuhan. Kebanyakan ditemukan dalam bentuk amin (- NR2) dan amida (-CO-NR2), dan tidak pernah dalam bentuk nitro (NO2).
3. Flavonoid
Flavonoid dapat berperan langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri dan virus. Sejumlah flavonoid mempunyai rasa pahit sehingga bersifat menolak sejenis ulat tertentu.
Polifenol salah satu golongan senyawa flavonoid, merupakan bahan polimer penting dalam tumbuhan dan cenderung mudah larut dalam air karena berikatan dengan gula sebagai glikosida. Kandungan senyawa fenolik banyak diketahui sebagai terminator radikal bebas dan pada umumnya kandungan senyawa fenolik berkorelasi positif terhadap aktivitas antiradikal (Miliauskas et al., 2004). Polifenol berperan penting dalam stabilisasi oksidasi lipid dan berhubungan langsung dengan aksi antioksidan penangkap radikal bebas.
4. Terpenoid
Terpenoid adalah senyawa hidrokarbon isometrik yang membantu tubuh dalam proses sintesa organik dan pemulihan sel-sel. Terpenoid merupakan minyak atsiri dan dapat digunakan sebagai pelindung tumbuhan dari hama di sekitarnya (Lenny, 2006). Salah satu macam senyawa fenolik yang terkandung dalam binahong adalah asam oleanolik yang termasuk golongan terpenoid (Hammond, 2006). Asam ini mempunyai khasiat inflamasi, yang merupakan antioksidan bagi tanaman (Liu, 1995). Peneliti lain juga menemukan adanya triterpenoid dalam binahong. Triterpenoid merupakan senyawa terpenoid yang berfungsi sebagai pelindung hama bagi tumbuhan tersebut dan sekitarnya (Lenny, 2006).
Penelitian tentang daun binahong menjelaskan bahwa di dalam daun binahong terdapat aktivitas antioksidan, asam askorbat dan total fenol yang cukup tinggi (Sato et al,. 2002). Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menunda atau menghambat oksidasi lipid atau molekul-molekul lainnya dengan menghambat inisiasi atau propagasi reaksi rantai oksidasi (Javanmardi et al., 2003). Ada lima jenis antioksidan berdasarkan fungsinya dan senyawa yang terkandung dalam binahong digolongkan menjadi :
a. Primary antioksidant, terutama senyawa fenol yang mampu memutus rantai reaksi pembentukan radikal bebas asam lemak. Dalam hal ini memberikan atom hidrogen yang berasal dari gugus hidroksi senyawa fenol sehingga membentuk senyawa yang stabil.
b. Oxygen Scavanger yaitu senyawa-senyawa yang berperan sebagai pengikat oksigen sehingga tidak mendukung reaksi oksidasi. Dalam hal ini, senyawa tersebut akan mengadakan reaksi dengan oksigen yang berada dalam sistem sehingga jumlah oksigen akan berkurang. Contoh senyawa dalam kelompok ini adalah asam askorbat, asam eritorbat dan sulfit.
Berdasarkan uraian berbagai senyawa aktif yang terkandung di dalam binahong tersebut, potensi binahong sebagai pupuk dan pestisida organik sangat besar. Binahong dapat dijadikan sebagai alternatif solusi terhadap berbagai isu pencemaran lingkungan akibat input sintetik yang berlebihan. Tanaman ini pun merupakan plasma nutfah alami sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan manusia, bahkan dianjurkan karena binahong telah diketahui sebagai ‘daun ajaib’ karena telah diketahui dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Untuk mengetahui cara pembuatan pupuk dan pestisida binahong, dapat hubungi saya langsung. Perlu saya beritahukan, pestisida binahong telah diujicobakan langsung ke hama keong mas pada pertanaman padi di daerah Majalengka dan Desa Sasak panjang, kec. Tajur Halang, Kab. Bogor. Hasilnya positif.
Binahong sebagai Alternatif Solusi

Binahong merupakan tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai solusi masalah diatas. Tanaman binahong yang termasuk ke dalam famili Basellaceae merupakan salah satu tanaman liar yang belum banyak mendapat perhatian. Binahong mempunyai potensi besar untuk diteliti karena selain sebagai tanaman obat, masih banyak manfaat lain yang dapat digali. Taksonomi tanaman binahong menurut USDA termasuk ke dalam divisi Spermatophyta, kelas Dicotyledonae, ordo Caryophyllales, famili Basellaceae, genus Anredera dan spesiesnya Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.

Manoi (2009) menyatakan tanaman ini sebenarnya berasal dari Cina (daratan Tiongkok) dengan nama asli dheng shan chi dan menyebar ke Asia Tenggara. Namun menurut Tyler (1995) binahong berasal dari Amerika Selatan dengan nama madiera vine yang menyebar ke bagian barat di sebelah selatan pulau Galapagos, Argentina, dan Florida (Menninger, 1970). Binahong dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Sudrajat (2009) menyatakan bahwa binahong masuk ke Indonesia belum dipastikan tepatnya kapan, hanya saja pada tahun 2000 binahong terdapat di Lembang. Binahong ditanam biasanya ditanam sebagai pagar pembatas pada areal kebun sayuran yang bersandar pada pagar bambu, itupun hanya beberapa orang saja yang mencoba menanamnya. Di Indonesia, binahong dikenal sebagai gondola yang sering digunakan sebagai gapura yang melingkar di atas jalan taman, sedangkan di Vietnam tanaman ini merupakan salah satu makanan wajib masyarakat disana. Binahong sangat terkenal di Eropa maupun Amerika namun para ahli disana belum banyak tertarik untuk meneliti serius dan mendalam, padahal berbagai khasiat dan kandungan bahan aktif telah banyak diakui (Manoi, 2009).

Potensi binahong sebagai pestisida sangat besar. Petani di Sumedang yang menyemprotkan hasil fermentasi binahong pada telur keong mas di sawahnya, menemukan bahwa telur tersebut berjatuhan dari batang padi setelah dua hari. Hal tersebut tidak terjadi ketika diguakan penyemprotan dengan pestisida sintetik. Fenomena itu diprediksikan oleh kandungan senyawa flavonoid yang memberikan rasa pahit sehingga tidak disukai keong mas. Pencampuran binahong dengan brotowali akan lebih baik karena brotowali sudah diketahui bersifat insektisida. Binahong juga dapat berperan melindungi tanaman dari penyakit. Hal ini karena binahong meningkatkan antibodi tanaman dan juga sebagai antiokisidan penangkap radikal bebas sehingga tanaman lebih tahan hama dan penyakit.

Seorang petani menyampaikan bahwa padinya yang menggunakan pupuk dengan campuran nutrisi dan daun binahong menjadikan padinya lebih kuat dan tahan hama penggerek batang, daun, dan akar. Menjelang panen batang tanaman padi masih tampak hijau, tidak mengering dan berwarna kuning seperti biasanya. Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas fotosintesis masih berjalan baik sehingga bulir padi menjadi lebih padat dan berisi. Sedangkan padi yang menggunakan pupuk sintetik tanpa binahong menunjukkan pertumbuhan yang terhambat, tanaman mengering, dan daunnya menjadi kemerahan. Gejala daun menjadi kemerahan tersebut merupakan dampak angin barat yang ditakuti para petani. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa binahong dapat menanggulangi dampak negatif angin barat. Fakta lainnya juga terjadi pada tanaman hias, penyemprotan hasil fermentasi binahong saja tanpa brotowali dapat membasmi kutu-kutu yang menempel pada anthurium tanpa mengakibatkan efek negatif apapun bahkan setelah penyemprotan itu tanaman semakin subur dan lebih tahan terhadap serangan OPT.

Hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan, menyatakan bahwa dalam kultur in vitro binahong terkandung senyawa aktif saponin, alkaloid, flavonoid dan terpenoid. Senyawa-senyawa ini dapat berkembang sesuai dengan fungsinya masing-masing dan terindikasi dapat digunakan sebagai pupuk dan pestisida hayati. Berikut penjelasan mengenai kandungan senyawa aktif dalam binahong yang berpotensi sebagai pupuk dan pestisida (Nurul dan Annisa, 2007).

1. Saponin
Saponin mempunyai kegunaan sebagai racun dan antimikroba (jamur, bakteri, virus), bersifat antioksidan dan antikarsinogenik. Adanya kandungan saponin ditandai dengan pembentukan larutan koloidal dalam air aglikonnya. Saponin ini memiliki berat molekul yang besar, larut dalam air, alkohol dan etanol. Salah satu senyawa saponin yang terkandung dalam binahong adalah ancordin. Ancordin merupakan sejenis protein yang memiliki berat molekul tinggi. Ancordin ini berfungsi sebagai antibodi stimulan pencegahan penyakit sehingga meningkatkan daya tahan tanaman. Senyawa ancordin ini dapat memacu terbentuknya nitrit oksida. Austin (1984) menyebutkan bahwa peran nitrit oksida pada tanaman dapat digunakan sebagai bahan penambah katalis dalam pembuatan herbisida. Saponin ini berkaitan erat dengan reaksi penyabunan, sehingga diprediksikan binahong dapat melisiskan dinding sel serangga yang sulit dibasmi karena mempunyai zat lilin, contohnya kutu putih.

2. Alkaloid
Alkaloid adalah bahan organik yang mengandung nitrogen sebagai bahan dari sistem heterosiklik. Alkaloid bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya sebagai gabungan dari sistem siklik. Peran alkaloid bagi tumbuhan antara lain: zat racun yang melindungi tumbuhan dari gangguan serangga, produk akhir reaksi detoksifikasi hasil metabolisme, faktor pengatur tumbuhan, serta menyediakan unsur nitrogen yang diperlukan bagi tumbuhan. Kebanyakan ditemukan dalam bentuk amin (- NR2) dan amida (-CO-NR2), dan tidak pernah dalam bentuk nitro (NO2).

3. Flavonoid
Flavonoid dapat berperan langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri dan virus. Sejumlah flavonoid mempunyai rasa pahit sehingga bersifat menolak sejenis ulat tertentu.
Polifenol salah satu golongan senyawa flavonoid, merupakan bahan polimer penting dalam tumbuhan dan cenderung mudah larut dalam air karena berikatan dengan gula sebagai glikosida. Kandungan senyawa fenolik banyak diketahui sebagai terminator radikal bebas dan pada umumnya kandungan senyawa fenolik berkorelasi positif terhadap aktivitas antiradikal (Miliauskas et al., 2004). Polifenol berperan penting dalam stabilisasi oksidasi lipid dan berhubungan langsung dengan aksi antioksidan penangkap radikal bebas.

4. Terpenoid
Terpenoid adalah senyawa hidrokarbon isometrik yang membantu tubuh dalam proses sintesa organik dan pemulihan sel-sel. Terpenoid merupakan minyak atsiri dan dapat digunakan sebagai pelindung tumbuhan dari hama di sekitarnya (Lenny, 2006). Salah satu macam senyawa fenolik yang terkandung dalam binahong adalah asam oleanolik yang termasuk golongan terpenoid (Hammond, 2006). Asam ini mempunyai khasiat inflamasi, yang merupakan antioksidan bagi tanaman (Liu, 1995). Peneliti lain juga menemukan adanya triterpenoid dalam binahong. Triterpenoid merupakan senyawa terpenoid yang berfungsi sebagai pelindung hama bagi tumbuhan tersebut dan sekitarnya (Lenny, 2006).

Penelitian tentang daun binahong menjelaskan bahwa di dalam daun binahong terdapat aktivitas antioksidan, asam askorbat dan total fenol yang cukup tinggi (Sato et al,. 2002). Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menunda atau menghambat oksidasi lipid atau molekul-molekul lainnya dengan menghambat inisiasi atau propagasi reaksi rantai oksidasi (Javanmardi et al., 2003). Ada lima jenis antioksidan berdasarkan fungsinya dan senyawa yang terkandung dalam binahong digolongkan menjadi :
a. Primary antioksidant, terutama senyawa fenol yang mampu memutus rantai reaksi pembentukan radikal bebas asam lemak. Dalam hal ini memberikan atom hidrogen yang berasal dari gugus hidroksi senyawa fenol sehingga membentuk senyawa yang stabil.
b. Oxygen Scavanger yaitu senyawa-senyawa yang berperan sebagai pengikat oksigen sehingga tidak mendukung reaksi oksidasi. Dalam hal ini, senyawa tersebut akan mengadakan reaksi dengan oksigen yang berada dalam sistem sehingga jumlah oksigen akan berkurang. Contoh senyawa dalam kelompok ini adalah asam askorbat, asam eritorbat dan sulfit.

Berdasarkan uraian berbagai senyawa aktif yang terkandung di dalam binahong tersebut, potensi binahong sebagai pupuk dan pestisida organik sangat besar. Binahong dapat dijadikan sebagai alternatif solusi terhadap berbagai isu pencemaran lingkungan akibat input sintetik yang berlebihan. Tanaman ini pun merupakan plasma nutfah alami sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan manusia, bahkan dianjurkan karena binahong telah diketahui sebagai ‘daun ajaib’ karena telah diketahui dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Untuk mengetahui cara pembuatan pupuk dan pestisida binahong, dapat hubungi saya langsung. Perlu saya beritahukan, pestisida binahong telah diujicobakan langsung ke hama keong mas pada pertanaman padi di daerah Majalengka dan Desa Sasak panjang, kec. Tajur Halang, Kab. Bogor. Hasilnya positif. Alhamdulillah. Sengaja tidak saya publish disini, karena sudah masuk hak cipta. hehe..

2 komentar:

  1. Pak, bagaimana cara permentasi binahong untuk pupuk dan pestisida nabati tsb, mohon di emailkan ke dila707@gmaildotcom

    BalasHapus
  2. Klu boleh tahu gimana cara membuatnya ?

    BalasHapus