Laman

Selasa, 30 April 2013

Pelatihan Manajemen dan Budidaya Ternak Domba


Beranjak dari keinginan yang kuat maka harus berbanding lurus dengan usaha yang keras. Begitulah organisasi HIPOCI dibentuk, dengan bimbingan yang rutin serta peran serta dari pendamping CSR PT. Tirta Investama, sedikit demi sedikit HIPOCI tumbuh dan berkembang. Banyak halang merintang yang menghadang, HIPOCI tetap berdiri tegak dengan kakinya sendiri. Para petani berkata mengenai HIPOCI “ asal dari keinginan kami, Kami yang bentuk, dan Untuk kami rasakan”. Maju dan kemandirian yang dibangun oleh pendamping terlihat dari kelompok ini. karena pada awalnya pendamping mengharapkan petani bukanlah pengemis.
Salah satu cabang dari HIPOCI adalah Unit Usaha Ternak Domba, ternak ini merupakan sekumpulan orang yang menjadikan domba sebagai usaha dan sudah dilaksanakan sebelum CSR dilakukan. Di sini peran CSR hanya membentuk wadah dan peternak domba ini memiliki payung hukum yang menaunginya serta memberikan ternak sebagai modal awalnya. Pembentukan dari masyarakat sendiri kelompok ini menjadi kelompok yang solid dan berkembang.
Pada tanggal 17 dan 18 April 2013, bertempat di dua tempat yakni Kp. Lapang dan Kp. Bangkuong diadakan dua pelatihan yang berbeda. Pelatihan Manajemen ternak domba diadakan Saung Tani Lapang, mengadakan Pelatihan manajemen domba dengan peserta yakni kelompok awal yang menerima domba. Adapun yang datang terdiri dari dua desa yakni Desa Gekbrong dan Desa Kebonpeuteuy. Pengharapan CSR dengan pelatihan ini, petani bisa memanajemen ternak domba serta menjadi unit usaha yang bisa menghantarkan kelompok ini kemandirian dalam usaha domba. Selain itu, seletah di data domba di kelompok awal sudah berkembang pesat. Di kampung Lapang saja dengan kepemilikan pribadi mencapai angka 200 ekor.
Metode acara yang dilaksanakan menggunakan metode partisipatif, sehingga diharapkan  petani banyak bertanya dalam pelatihan ini. pelatihan ini, CSR mengundang seorang dosen dari IPB, yakni Bapak Bram, beliau juga merupakan profil yang sukses dalam mengembangkan peternakan sekaligus sebagai konsultan bagi para pengembang masyarakat atau CSR yang menyakut bidang peternakan. Petani banyak bertanya mengenai penyakit, mengenai pasar, kandang, kesehatan kandang, dan jenis domba yang dikembangkan.
Acara yang kedua dilaksanakan di Vila Bangkuong, dengan peserta dari petani dua desa seperti biasanya dan merupakan kelompok yang baru. Pembicaranya pun sama yakni Bapak Bram. Beliau mengatakan bahwa yang terbaik dalam beternak adalah adanya kelompok yang solid serta keinginan yang kuat dari masyarakatnya. Diharapkan bahwa di Kecamatan gekbrong ini muncul sentral peternakan domba.
Pada saat akhir pendamping ditanya metode pengembangan yang dilakukan oleh pendamping CSR, pendamping menjawab kita menggunakan stake holder grass root atau dengan istilah CSR Bottom Up atau dengan kata lain membangun masyarakat dari bawah (langsung ke warga). Adapun strategi yang digunakan adalah metode penyuluhan dengan langsung datang ke rumah penerima manfaat atau langsung tanggap ketempat usaha petani (contoh Sawah). Dan tanggapan dari pak dosen itulah yang terbaik dan teruskan seperti itu. Jarang sekali pendampingan yang dilakukan CSR seperti yang anda lakukan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar