Laman

Minggu, 17 Juni 2012

PESTISIDA BOTANI: FUNGSI DAN CARA PEMBUTANNYA


  1. Fungsi pestisida botani
Berbeda dengan pestisida kimia, pestisida botani umumnya memang tidak dapat langsung mematikan serangga hama sasaran. Beberapa fungsi pestisida botani adalah sebagai berikut:
  1. Repellent, Yakni, penolak kehadiran serangga, terutama disebabkan baunya yang menyengat.
  2. Antifeedant, yaitu mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot, terutama disebabkan rasanya yang pahit.
  3. Mencegah serangga meletakkan telur dan menghentikan proses penetasan telur
  4. Racun syaraf
  5. Mengacaukan sistem hormon di dalam tubuh serangga
  6. Antraktan, sebagai pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
  7. Mengendalikan pertumbuhan jamur (fungisida) dan bakteri (bakterisida) perusak tanaman.
Cara pembuatan pestisida botani dari berbagai jenis tumbuhan tidak dapat distandarisasi secara baku karena memang sifat tanaman dan kandungan bahan aktifnya yang berbeda-beda. Pada tumbuhan yang sama, tetapi jika tumbuh dilingkungan yang berbeda maka kandungan bahan aktifnya pun dapat berbeda. Oleh karenanya, dosis atau konsentrasi bahan aktif yang digunakan pun akan berbeda pula.
  1. Bahan dan Cara Pengolahannya
Pestisida botani merupakan bahan pestisida yang secara alami terdapat di dalam bagian-bagian tertentu di tanaman seperti akar, daun, batang atau buah. Bahan-bahan ini diolah menjadi berbagai bentuk. Untuk menghasilkan bahan pestisida botani dapat dilakukan beberapa teknik berikut:
F Bahan mentah yang berbentuk tepung, berasal dari bahan tanaman yang telah dikeringkan kemudian dihaluskan (Mimba, kunyit dll)
F Ekstrak tanaman yang merupakan hasil pengambilan cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman tertentu. Ektraksi metabolit sekunder untuk keperluan sendiri dapat memakai air dengan metode yang lebih sederhana sehingga bisa dilakukan oleh semua orang (minyak nimba, minyak krisan, minyak cengkeh dll)
F Bahan kimia murni yang berasal dari tanaman. Ekstrak tanaman yang telah diperoleh dimurnikan lagi dan diisolasi untuk diambil senyawa pestisidanya dengan proses penyulingan.
F Bagian tanaman dibakar untuk diambil abunya (serai tembelekan)
Dengan dikembangkannya pemanfaatan pestisida botani diharapkan petani atau pengguna dapat mempersiapkan sendiri cara pengendalian hama terpadu.
  1. Kelebihan dan Kekurangan
Pestisida botani memiliki kelebihan dan kekurangan jika dibandingkan dengan pestisida kimia. Setiap orang yang akan memakai pestisida botani sebaiknya mengetahui dengan baik kelebihan dan kekurangan itu, sehingga dapat memanfaatkan pestisida botani secara maksimal. Kelebihan pestisida botani sebagai berikut:
  1. Degradasi atau penguraian yang cepat
Pestisida botani cepat terurai oleh sinar matahari, udara, kelembapan dan komponen alam lainnya, sehingga mengurangi resiko pencemaran tanah dan air. Dengan demikian, pestisida botani masih dapat disemprotkan beberapa hari sebelum pemanenan tanpa perlu khawatir bahan makanan yang dipanen tercemar residu pestisida.
  1. Memiliki aksi yang cepat
Umumnya bekerja cepat dalam menghentikan nafsu makan OPT atau mencegah OPT merusak lebih banyak, walaupun jarang menyebabkan kematian segera pada serangga.
  1. Toksisitas (daya racun) umumnya rendah terhadap mamalia, sehingga relatif lebih aman terhadap manusia dan hewan ternak. Karena sifatnya ini, pestisida botani sangat lazim dipakai untuk mengendalikan hama digudang penyimpanan biji-bijian dan bahan makanan.
  2. Berspektrum luas
Pestisida botani merupakan pestisida yang memiliki spektrum pengendalian yang luas, Dengan kata lain dapat mengendalikan berbagai jenis OPT. Namun, karena racun yang dihasilkannya sangat cepat terurai dan sebagian besar merupakan racun lambung dan syaraf, pengaruh pestisida botani di lapangan hanya terlihat pada serangga perusak tanaman.
  1. Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal terhadap pestisida kimia.
  2. Phitotoksisitas rendah
Umumnya pestisida botani tidak meracuni dan tidak merusak tanaman.
Berikut ini beberapa kelemahan dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengatasinya:
1.   Untuk menghindari pencemaran lingkungan, sangat diinginkan pestisida yang terurai cepat, tetapi untuk efektivitas pengendalian hama, residu yang cepat hilang dianggap kurang efektif.
2.   Karena sangat cepat terurai, aplikasi pestisida botani menuntut ketepataan waktu dan mungkin harus dilakukan dengan lebih sering. Untuk menunjang keberhasilan pemakain pestisida botani, siklus hidup dan masa aktif OPT sasaran harus diketahui terlebih dahulu.
3.   Walaupun toksisitasnya (daya racun) lebih rendah dibandingkan dengan pestisida kimia, pestisida botani tetap harus ditangani dengan  berhati-hati, karena racun hanya berguna jika dipakai dan dikelola dengan benar. Beberapa jenis pestisida botani bahkan lebih beracun dibandingkan denga pestisida kimia.
4.   Produksi pestisida botani secara masal masih menghadapi kendala, diantaranya ketersediaan bahan baku dalam jumlah yang tidak mencukupi, kandungan metabolit sekunder dalam bagian tanaman umumnya sangat kecil, sehingga sulit untuk mengumpulkan dalam jumlah besar. Namun, jika untuk keperluan sendiri, ketersediaan bahan bisa cukup melimpah dan sangat murah, karena tersedia cara ekstraksi yang lebih sederhana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar