Laman

Rabu, 11 Februari 2015

Nasib Petani dari sang Fakir Ilmu


Pupukku dulu dipaksakan, tapi kenapa sekarang kau hilangkan.
bantuan tak kunjung datang, yang akhirnya sawah tergadaikan.
terjual asing jadi perumahan dan pabrik limbahan.
kini bangsaku terasa kuli ditanah orang....
padahal dulunya adalah garapan....
impor kini merajalela hanya demi kepentingan para usahawan
Swasembada menjadi bualan yang tidak terwujudkan
bantuan hanya membunuh kebersamaan dan persaudaraan
Beras jelek menjadi makanan para pahlawan
pahlawan pangan yang memberi makan bangsawan...
adilkah dinegara agraris... hidup susah nan kelaparan...
lantas siapa yang lapar... petanikah... ternyata bukan...
para bangsawan bangsat yang lapar kekuasaan dan uang..

Semangat petani
Percaya dirilah untuk senantiasa mengembangkan ilmu dimana kakimu berpijak. Langkahkan dengan perencanaan yang matang serta kekuatan pacul dan parang.
Kotor bukan halangan, terik panas membakar angan, demi tumbuh tanaman.
Cape itu biasa, rendahan kata orang kesombongan, tutup telinga demi sesuap makan.
Organik dulu dicampakan sekarang mulai diperlukan
oh petaniku kenapa kau selingkuh dengan pupuk kimia yang merusak alam
pestisida kimia yang membunuh petani dan membuat kekal lawan.
keserakahan dan ketamakan demi hasil yang tak bisa ditentukan.
Oh tuhan sekarang sadar makna manusia memimpin (khalifah) di dunia
kami mesti menjaga dan melestarikan Alam
memanfaatkan sesuai kebutuhan demi generasi berkelanjutan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar