Kelompok Unit Ayam
Pelung
Gekbrong wilayah
perbatasan antara Kabupaten Sukabumi merupakan pegunungan terletak pada dua
gunung, yakni Gunung Gede dan Gunung Bubut. Masyarakat Gekbrong matapencahariannya
pada umum sektor pertanian. Daerah Gekbrong memiliki produk yang khas asli
daerah yakni ayam pelung dan padi pandan wangi. Kampung Babakan Pasir Tulang,
Kampung Mangkak, dan Kampung Songgom merupakan basis kelompok HIPOCI yang
bergerak di peternakan ayam pelung. Ayam pelung di Gekbrong disebut juga ayam
ustadz, karena dalam suara mempunyai ciri khas seperti MTQ dalam membaca
Al-Qur’an.
Unit usaha ayam pelung
di HIPOCI diprakasai oleh seorang pakar ayam pelung yakni Bapak Eji Kaeji di
Kp. Babakan Pasirtulang, Bapak Ajat di Kp. Songgom, dan Bapak Amir Kp. Mangkak.
Kelompok unit usaha peternakan ayam pelung terdapat 3 kelompok dengan jumlah
keseluruhan mencapai 50 orang. Unit usaha ini dikembangkan selain merupakan
peternakan khas Cianjur dan hobi, unit peternakan ayam merupakan bisnis yang
menjanjikan serta peminatnya sampai keluar Jawa Barat.
Kelompok unit usaha
ayam pelung telah mengadakan dua acara besar dalam kurun 2 tahun yakni HIPOCI
CUP pada 28 Oktober 2012 kurang lebih 300
kontestan berasal dari wilayah Cianjur, Sukabumi, Bogor, Depok, Bekasi,
Bandung, dan beberapa daerah lainnya. Acara yang kedua, HIPOCI CUP II pada
tanggal 6 Oktober 2013 diikuti sekitar 290 peserta dari
berbagai daerah. Selain diadakan lomba keindahan suara, bobot dan penampilan
juga merupakan arena jual beli ayam pelung dari mulai anakan hingga ayam Pelung
siap kontes bahkan juara kontes dapat juga ditawar. Dengan demikian
lomba/kontes ayam pelung sekaligus merupakan bursa penjualan, promosi dan
sosialisasi khusus ayam pelung. Camat
Gekbrong Muchtar S Hidayat menuturkan secara langsung atau tidak langsung,
digelarnya kontes ayam ini bisa menarik wisatawan ke wilayah Gekbrong
khususnya, dan Kabupaten Cianjur, umumnya. Ini merupakan kegiatan positif yang
mesti dilakukan berkelanjutan.
Gambar Kontes Ayam Pelung HIPOCI CUP I
Gambar Kontes Ayam Pelung HIPOCI CUP II
Perkembangan kelompok unit usaha ayam pelung tiap tahunnya
dihantui penyakit tetelo yang menyebabkan kematian pada ayam dan peternak pun
merugi karena penyakit tersebut. Perkembangan salah satu kelompok di Kp.
Songgom, Pak ajat pernah mengungkapkan populasi dikelompok mencapai 80 ekor,
tatkala penyakit ini menyerang hanya menyisakan 10 ekor. hal yang sama yang
diungkapkan Pak Eji populasi dikelompok mencapai 60 ekor, akan tetapi saat
wabah penyakit tetelo hanya menyisakan 5 ekor bahakan habis ayam pelungnya
tidak tersisa. Pada tahun 2013 perkembangan ayam pelung secara cenderung
menurun yang awalnya mencapai 79 ekor menjadi 44 ekor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar