Warga Kecamatan
Gekbrong merupakan mayoritas masyarakat tani. Mereka pada umumnya masyarakat
asli yang awam dan terkadang digunakan untuk kepentingan politik dan ekonomi
oleh kalangan tertentu. Mereka pada posisi yang lemah dan tidak berdaya melihat
kekuatan ekonomi serta kekuatan politik dari beberapa kalangan. Sehingga saat
diwawancara secara langsung mereka merasa muak dan tidak percaya serta takut
terhadap orang luar yang datang untuk mengembangkan mereka. Akan tetapi, saat
datangnya Program IFS yang dilakukan oleh CSR PT. Tirta Investama, masyarakat
merasakan hal yang berbeda, karena Program CSR ini lebih peduli terhadap
masyarakat tanpa ada kepentingan politik atau ekonomi. Program ini menyadarkan
masyarakat memiliki kekuatan politik untuk membangun daerahnya. Selain itu,
Program ini menurut stakeholder masyarakat benar-benar membangun perekonomian
masyarakat sekitar sehingga berdampak
pada peningkatan pendapatan mereka. Program ini pun, masyarakat serasa
diperhatikan karena para petugas CSR selalu cepat tanggap terhadap permasalahan
yang ada khususnya dalam bidang pertanian.
Pada tahun 2011
para petani mengusulkan kepada CSR untuk memfasilitasi dan membentuk lembaga
berbeda dengan sebelumnya. Mereka ingin melihat sejauh mana peran yang
dilakukan oleh perusahaan dengan membandingkan program-program lainnya yang
berada di wilayahnya. Sehingga terbentuklah Himpunan Petani Organik Cianjur
Indonesia dalam sebuah acara Sekolah lapang yang dicanangkan oleh PT. Tirta
Investama pada tanggal 5 Oktober 2011 dan mengikrarkan prasasti HIPOCI yang
bunyinya sebagai berikut;
“Dengan menyebut
bismillaahirahmaanirrahiim, kami
bertekad, untuk senantiasa menjalankan pertanian organik serta tergabung dalam himpunan
petani organik. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kami beribadah kepada
Allaah SWT, berikhtiar mencari rezeki, memajukan usaha, mematuhi aturan
kelompok serta anjuran pendamping CSR. Allaah menjadi saksi, atas segala yang
kami ucapkan dan lakukan.”
Prasati ini dibacakan oleh Bapak Endang
selaku ketua Gapoktan Kecamatan Gekbrong dan di ikuti dari petani tiga desa
diantaranya Desa Gekbrong, Desa Songgom, dan Desa Kebonpeuteuy. Acara ini pada awalnya dihadiri dan dibuka
oleh Bapak Lurah Asep selaku Lurah Desa Gekbrong dan sebagai pembicara adalah
penyuluh setempat yakni Bapak Pepen Permana, SP. Pada pertemuan itu juga
diputuskan bahwa Bapak Eji Kaeji menjadi Ketua Umum dan Bapak Endang sebagai
Seketaris.
Babak
baru Hipoci berkiprah dengan memiliki 6 cabang kelompok yang dinaunginya,
diantaranya Kelompok tani, kelompok ternak domba, kelompok ternak ayam pelung,
kelompok ternak kelinci, kelompok ikan, dan kelompok jamur. Adapun jumlah
anggota saat itu, adalah 62 anggota padi pandan wangi dan sehat, 60 anggota
ternak domba, 30 anggota kelompok kelinci, 10 anggota kelompok jamur, 23
anggota ayam pelung, dan 10 anggota kelompok ikan. Sedangkan daerah yang dikembangkan saat itu, Kp. Pajagaan, Kp.
Pasirtulang, Kp. Lapang, Kp. Bangkuong, Kp. Nanggaleng, dan Kp. Songgom.
Tidak
hanya itu, cepat tanggap serta perhatian pendamping CSR terhadap permasalahan
yang dihadapi petani, menjadi faktor kuat yang mendukung keberhasilan serta
kekompakan dalam lembaga HIPOCI. Semakin pohon berkembang maka angin yang
menerpanya semakin kuat, begitulah sebuah pepatah. Seiring berkembanganya HIPOCI
banyak rintangan, ancaman, serta fitnah datang terhadap kelompok, membuat lebih
kuat dan kompak serta usaha tetap berjalan bahkan semakin berkembang. Pendamping
CSR dengan sabar membina serta membimbing petani dan mengajarkan bahwa petani
harus mempunyai kekuatan serta kemandirian dalam kelompok. Selain itu, petani
mesti terbuka terhadap teknologi tepat guna.
Para petani
bergabung dengan HIPOCI atas dasar berkeinginan sendiri. Serta berkeinginan
ikut andil dalam program pemerintahan yang mencanangkan go green untuk memerangi pemanasan global (global warning). Petani-petani mempraktekkan pertanian organik diladangnya,
hal ini sangat menguntungkan masyarakat tani karena biaya yang murah, hasil
yang meningkat tiap tahunnya, dan harganya jualnya tinggi. Melihat ada kesatuan misi dan misi dalam
lingkungan maka ini menjadi tugas HIPOCI untuk mengajak dan mengkampanyekan
pertanian organik. Konsep yang diterapkan oleh HIPOCI merupakan pertanian yang
terpadu atau dengan kata lain Integratif Farming Sistem. Konsep ini menuntut
semua bidang yang terhimpun saling keterkaitan sehingga tidak dipisahkan satu
dengan yang lainnya.
Dalam
perkembangannya HIPOCI memiliki sembilan unit usaha kelompok di dalamnya.
Adapun profilnya sebagai berikut;
1.
Unit
Usaha Pandan Wangi
Nama Usaha :
Unit Usaha Pandan Wangi
Pengurus Usaha :
Endang
Bidang Usaha :
Pertanian
Komoditas Utama :
Padi Pandan Wangi
Luas Usaha :
3 Hektar
Lokasi Usaha : Desa Songgom Kecamatan Gekbrong
Kapasitas Produksi :
6/7 ton perhektar/musim (6-7 bulan)
Pangsa Pasar : Gekbrong, Kota Cianjur dan Kabupaten
Sukabumi.
Jumlah Anggota :
10 orang anggota
Unit ini
merupakan ciri khas daerah atau budaya asli untuk wilayah Kecamatan Gekbrong.
unit usaha ini memiliki sejarah yang kental secara turun menurun, bahkan para
ahli pertanian dari IPB mengatakan bahwa tanah di daerah gekbrong ini unik dan
hanya ada 2 wilayah di dunia ini, yakni daerah Gekbrong dan Daerah Rusia.
Beberapa daerah selain Cianjur, pernah melakukan budidaya padi pandan wangi,
akan tetapi daerah tersebut berhasil tumbuh akan tetapi khas wanginya tidak
muncul.
PT. Tirta
Investama dengan program CSR (Corporate
Sosial Resphobility) ikut serta memberdayakan petani untuk menanam serta
melestarikan varietas padi Pandan Wangi. Program IFS (Integrative Farming System) yang menaungi pemerdayaan pertanian
yang melestarikan budaya lokal. Pada tanggal 5 Oktober 2011, salah satu kelompok
dari Desa Songgom yang membentuk Lembaga HIPOCI (Himpunan Pertanian Organik
Cianjur Indonesia) sekaligus yang membacakan Prasasti HIPOCI merupakan seorang
tokoh utama pertanian dikecamatan Gekbrong, yakni Bapak Endang.
Dalam
perjalanannya kelompok ini, terus berkembang mau ada atau tidak adanya program,
pertanian pandan wangi tetap beliau kembangan, karena menurut Pak Endang
pertanian leluhur jangan sampai hilang. Pelatihan dan bantuan berupa pupuk
serta pendampingan oleh CSR telah dilakukan untuk melestarikan bersama Pak
Endang. Berjalannya program terus berjalan hingga sekarang, akan tetapi
masyarakat yang lainnya tidak mau menanam dikarenakan waktu yang lama dan harga
yang relatif sama dengan beras lainnya. Sehingga kelompok ini tidak ada perubahanya
hanya beranggotakan 10 orang.
2.
Unit
Usaha Padi Sehat/Organik
Nama Usaha :
Unit Usaha Padi Sehat/Organik
Banyak kelompok :
13 kelompok
Pengurus Usaha :
Bp. Bidin (Jati), Bp. Ail (Pasir Tulang), Bp. Bani (Pajagaan),
Bp. Kohar (Nagrak), Bp. Dadang, Bp.
Udeng, Bp. Karta,
Bp. H. Hatori, Bp. Jejen
(Bangkuong), Bp. Baden (Padabenghar),
Bp. Aang, Bp. Soleh, Bp. Cecep
(Lapang).
Bidang Usaha :
Pertanian
Komoditas Utama : Padi
(Mikongga, Ciherang, Meroneng, Sintanur, Bagono, Bupati dan
Midun)
Luas Usaha :
40 Hektar
Lokasi Usaha : Desa Gekbrong/Desa Kebonpeteuy/Desa Songgom
Kecamatan Gekbrong
Kapasitas Produksi :
6/7 ton
Pangsa Pasar : Gekbrong, Kota Cianjur dan Kabupaten
Sukabumi.
Jumlah Anggota :
136 orang anggota
Pertanian
merupakan pulang punggung masyarakat Gekbrong, mayoritas penduduknya
bermatapencaharian sebagai petani. Unit usaha padi sehat atau organik ini
dibentuk serta dirasa penting untuk dikembangkan dikarenakan merupakan
perbatasan dengan pabrik dan masyarakatnya sekitar berprofesi dalam bertani.
Dalam perjalanannya unit usaha ini bisa membuktikan secara organik selama 2
tahun atau dengan 4 musim penanaman.
Dalam unit usaha
ini bertujuan untuk membantu para petani untuk merubah pola tanam yang dulunya
masih konvesional menuju sehat atau organik. Perjalanan program CSR PT.
Investama berhasil merubah secara perilaku menuju pertanian sehat sebanyak 100%
dan menuju organik 12,5 %. Petani yang diberdayakan merasa tertolong karena ada
beberapa penghematan dalam biaya pertanian, diantaranya;
1.
Biaya
pupuk kimia berkurang sampai 63 % bahkan sebanyak 15 orang sudah menyatakan
tidak menggunakan pupuk kimia.
2.
Biaya
untuk pembibitan berkurang rata-rata 75 % (sebelum program 60 kg menjadi 15
kg), bahkan sebagian petani sudah bisa membuat bibit.
3.
Hasil
panen yang meningkat setiap musimnya.
3.
Unit
Usaha Domba
Nama Usaha :
Unit Usaha Domba
Banyak kelompok :
5 kelompok
Pengurus Usaha :
Bp. Yani (Songgom), Bp. Abas (Pasir Tulang), Bp. Daday (Nagrak),
Bp. Agus, Bp. Cecep, Bp. Soleh
(Lapang), dan Bp. Uci Sanusi (Jati)
Bidang Usaha :
Perternakan
Komoditas Utama :
Domba Lokal/blasteran Garut
Luas Usaha :
3 Kandang Koloni/ 3 kelompok Briding
Lokasi Usaha : Desa Gekbrong/Desa Kebonpeteuy/Desa Songgom
Kecamatan Gekbrong
Kapasitas Produksi :
80 jantan/- anakan
Pangsa Pasar : Gekbrong, Kota Cianjur dan Kabupaten
Sukabumi.
Jumlah
Anggota : 131 orang anggota
Peternakan
merupakan tulang punggung yang kedua, setiap masyarakat mempunyai peliharaan baik
itu ayam, bebek, dan sebagainya. Pada kesempatan ini, CSR PT. Tirta Investama
melirik peternakan domba, karena dari segi pengalaman para anggota mempunyai
pengalaman secara turun temurun dalam peternakan domba. Peternakan domba di masyarakat pertanian yang
berkecimplung dalam palawija, kotorannya (Berak)
merupakan pupuk yang wajib setelah kotoran ayam.
Program ini, CSR
PT. Tirta Investama Plant Cianjur telah memberikan bantuan berupa domba
pembibitan sebanyak 75 indukan dan 10 jantan pada tahun 2011, walhasilnya di
desa gekbrong dari 50 bibit sekarang andai kata tidak ada penjualan mencapai
200 ekor. Para peternak merasakan dari bantuan ini sebagai pemacu untuk tetap
mengembangkan dalam bingkai kelompok.
4.
Unit
Usaha Kelinci
Nama Usaha :
Unit Usaha Kelinci
Banyak kelompok :
1 kelompok
Pengurus Usaha :
Bp. Agus (Lapang) dan Bp. Ece (Nagrak)
Bidang Usaha :
Peternakan
Komoditas Utama :
Kelinci Lokal/Kelinci Angora
Luas Usaha :
2 kandang
Lokasi Usaha : Desa Gekbrong Kecamatan Gekbrong
Kapasitas Produksi :
5/bulan
Pangsa Pasar : Gekbrong, Kota Cianjur dan Kabupaten
Sukabumi.
Jumlah
Anggota : 2 orang anggota
Peternakan
kelinci merupakan peternakan murah dan mudah pada awalnya, akan tetapi melihat
pengalaman para stakeholder dalam pengembangan peternakan kelinci sangat
kurang, sehingga mengadapi cuaca gekbrong banyak yang terkena penyakit dan
akhirnya mati. Akan tetapi di beberapa anggota yang sudah terbiasa memelihara
kelinci cukup berhasil, sebagai contoh di Desa Gekbrong pernah mencapai angka
100 ekor. Seiring waktu berjalan, penyakit yang melanda bukan hanya cuaca
melainkan orang-orang jail (Pencuri) uyang akhirnya dari 22 anggota sekarang
yang masih bertahan hanya 2 orang saja.
5.
Unit
Usaha Ayam Pelung
Nama Usaha :
Unit Usaha Ayam Pelung
Banyak kelompok :
3 kelompok
Pengurus Usaha :
Bp. Eji (Pasir Tulang), Bp. Amir (Mangkak), Bp. Ajat (Songgom
Bidang Usaha :
Peternakan
Komoditas Utama :
Ayam Pelung Asli
Luas Usaha :
40 Hektar
Lokasi Usaha : Desa Gekbrong/Desa Kebonpeteuy/Desa Songgom
Kecamatan Gekbrong
Kapasitas Produksi :
30/bulan
Pangsa Pasar : Gekbrong, Kota Cianjur dan Kabupaten
Sukabumi.
Jumlah
Anggota : 51 orang anggota
Gekbrong
merupakan perbatasan antara Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur, akan
tetapi sesungguhnya terletak di Daerah Kabupaten Cianjur. Daerahnya merupakan
pegunungan yang masih bersih udaranya karena terletak pada dua gunung, yakni
Gunung Gede dan Gunung Bubut. Gekbrong dan daerah pegunungan yang terletak di
Kabupaten Cianjur memiliki kesamaan dalam mata pencahariannya yakni bergerak
pada sektor pertanian atau agribisnis. Daerah Gekbrong memiliki produk yang
khas asli daerah yakni Ayam Pelung dan Pandan wangi. Akan tetapi yang akan
disorot kali ini profil mengenai peternakan Ayam Pelung.
Berpusat di
Kampung Babakan Pasir Tulang, beberapa petani memiliki hobi dalam memelihara
hewan khas dengan kokokan yang khas pula atau ayam pelung. Daerah tersebut dipimpin
oleh petani yang berpengalaman serta diakui oleh pakar-pakar ayam pelung yakni
Bapak Eji Kaeji. Bagi petani gekbrong memelihara hewan tersebut merupakan kebanggaan seperti memiliki putra
yang bisa melantunkan bacaan Al-Qur’an, bilamana kokokan ayamnya bagus. Dari
segi bisnispun memelihara ayam pelung memiliki peluang yang bagus untuk
meningkatkan kesejahteraan petani.
Pak Eji Kaeji
memiliki targetan pada tahun 2014 Ayam yang dipeliharanya ada yang menjadi
juara wilayah. Sedangkan targetan pada tahun ini akan mengembangkan ayam yang
dipeliharanya sampai kuantitas dan kualitas sebanyak 60 ekor. Selain itu,
diharapkan peternakan ayam pelung ini bisa berkembang dan menjadi penompang
ekonomi kesejahteraan masyarakat tani setelah pertanian padi.
6.
Unit
Usaha Kecil Menengah (UKM)
Nama Usaha :
Unit Usaha Kecil Menengah
Banyak kelompok :
7 kelompok dan 7 rintisan
Pengurus Usaha :
Ibu Papat (Babakan Gekbrong) dan Ibu Reni (Pasir Cina) (Manisan)
Ibu Lilis (Kue
Wa Eji), Bp. Kohar (Beras Organik), Bp. Endang (Pandan Wangi dan Baby Fish),
Bp. Amil (Jamur Crispy), Ibu Reni (Noga), Ibu Ilah (Bonis), Ibu Iis (Criuk
Goyang Lestari), Ibu Ayi (Aneka Kue Lebaran dan Sistik Renyah), Ibu Salsiah
(kutu Mayang)
Ibu Mumun
(Kripik Pisang)
Bidang Usaha :
Olahan Pertanian
Komoditas Utama :
-
Luas Usaha :
7 UKM dan 7 HWT
Lokasi Usaha : Desa Gekbrong/Desa Kebonpeteuy/Desa Songgom
Kecamatan Gekbrong
Kapasitas Produksi :
di sesuaikan dengan pesanan.
Pangsa Pasar : Gekbrong, Kota Cianjur dan Kabupaten
Sukabumi.
Jumlah Anggota : 51 orang anggota
Unit Usaha Kecil
Menengah merupakan suatu usaha hilir (dimana hulunya merupakan pertanian secara
umum), yang fungsinya mengolah hasil panen dari pertanian menjadi sebuah
makanan atau kerajinan yang nilai tambahnya sudah meningkat. UKM ini juga yang
diharapkan bisa membuka lapangan kerja dan mengurangi pengangguran. CSR PT.
Tirta Investama juga melirik UKM sebagai wadah pemerdayaan juga, karena dengan
menggerakan mudah-mudahan roda perekonomian desa pun bisa jalan.
PT. Tirta Investama
telah memberikan bantuan berupa mesin yang bisa mempermudah kerja UKM. Selain
itu, juga membantu dengan bentuk pelatihan-pelatihan yang bisa menjawab
permasalahan di UKM. Saat ini, CSR bisa mengembangkan 7 UKM dan 7 lagi
merupakan rintisan yang akan dikembangkan.
7.
Unit
Usaha Himpunan Wanita Tani (HWT)
Nama Usaha :
Unit Usaha HWT
Banyak kelompok :
2 kelompok
Pengurus Usaha :
Ibu Noneng (Bangkuong) dan Ibu Ilah (Lapang)
Bidang Usaha :
Pertanian
Komoditas Utama :
Tanaman Polibag
Luas Usaha :
100 Rumah
Lokasi Usaha : Desa Gekbrong/Desa Kebonpeteuy Kecamatan
Gekbrong
Kapasitas Produksi :
tergantung komoditas yang ditanam
Pangsa Pasar : Gekbrong, dan Rumahtangga disekitar
anggota
Jumlah
Anggota : 100 orang anggota
Ide membuat unit
usaha Himpunan Wanita Tani (HWT), awalnya melihat perkembangan apotek hidup dan
warung hidap dipekarangan-pekarangan. Pada waktu itu pula program ini menjadi
populer karena di sosialisasikan oleh istri mentri pertanian pada kala itu. Ibu
mentri telah melakukan penelitian terhadap rumah tangga yang menanam warung
hidup dipekarangan, dapat menghemat pengeluaran rumah tangga sebanyak
150.000-300.000/bulan. Selain itu, Beberapa pendamping CSR pun memiliki
pengalaman serta wilayahnya yang mengembangankan
warung hidaup dan itu benar-benar nyata hasilnya sesuai dengan penelitian
tersebut.
HWT merupakan
kelompok yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga. Sehingga pengelolaan warung
hidup bisa dilakukan oleh ibu-ibu setelah beres-beres di rumah. Selain itu, HWT
ini memiliki sebuah lokasi tempat tanaman koleksi dari kayu sampai tanaman
obat.
8.
Unit
Usaha Jamur Tiram
Nama Usaha :
Unit Usaha Jamur Tiram
Banyak kelompok :
1 kelompok
Pengurus Usaha :
Bp. Amil (Songgom)
Bidang Usaha :
Budidaya Jamur
Komoditas Utama :
Jamur Tiram
Luas Usaha :
1 kumbung jamur
Lokasi Usaha : Desa Songgom Kecamatan Gekbrong
Kapasitas Produksi :
1 kg/hari
Pangsa Pasar : Gekbrong, Kota Cianjur dan Kabupaten
Sukabumi.
Jumlah
Anggota : 10 orang anggota
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah
satu jamur kayu yang sangat baik untuk dikonsumsi manusia.Selain karena
memiliki cita rasa yang khas, jamur tiram juga memiliki nilai gizi yang tinggi.
Jamur tiram mengandung protein sebanyak 19 – 35 % dari berat kering jamur, dan
karbohidrat sebanyak 46,6 – 81,8 %. Selain itu jamur tiram mengandung tiamin
atau vit. B1, riboflavin atau vit.B2, niasin, biotin serta beberapa garam
mineral dari unsur-unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dalam komposisi yang seimbang.
Bila dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram,
lemaknya 25,0 gram, namun karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan gizi jamur
masih lebih lengkap sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan
bahan pangan masa depan.
Jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan, seperti :
Jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan, seperti :
o Dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam darah.
o
Memiliki kandungan serat mulai 7,4 % sampai 24,6% yang sangat baik bagi
pencernaan.
o Antitumor, antioksidan, dll.
o Antitumor, antioksidan, dll.
Budidaya jamur tiram memiliki
prospek ekonomi yang baik. Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial
dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Selain itu, konsumsi
masyarakat akan jamur tiram cukup tinggi, sehingga produksi jamur tiram mutlak
diperlukan dalam skala besar.
Unit usaha Jamur
Tiram terlahir dari peluang-peluang bisnis yang ada serta banyak kalangan yang
menyukai olahan jamur tiram. Kelompok ini merupakan murni keinginan serta
menjadikan mata pencaharian bagi mereka yeng berkecimplung dalam usaha ini.
kelompok ini, dulunya merupakan unit usaha yang bergerak di budidaya jamur
tiram, akan tetapi saat sekarang beralih unit usaha ini merambah pada olahannya.
9.
Unit
Usaha Ikan
Nama Usaha :
Unit Usaha Padi Sehat/Organik
Banyak kelompok :
1 kelompok
Pengurus Usaha :
Bp. Endang (Songgom)
Bidang Usaha :
Perikanan
Komoditas Utama :
Nila dan Ikan Mas
Luas Usaha :
2 kolam dan beberapa sawah yang mau tanam.
Lokasi Usaha : Desa Songgom Kecamatan Gekbrong
Kapasitas Produksi :
25 kg/musim
Pangsa Pasar : Gekbrong, Kota Cianjur dan Kabupaten
Sukabumi.
Jumlah
Anggota : 4 orang anggota
10. Unit Usaha Vila
Kompos
Nama Usaha :
Unit Usaha Padi Sehat/Organik
Banyak kelompok :
-
Pengurus Usaha :
Bp. Dadang, Bp. Maksum, Bp. Udang, Bp. Kohar
Bidang Usaha :
Pupuk organik padat dan cair.
Komoditas Utama :
Padi (Mikongga, Ciherang, Meroneng, Sintanur, dan Midun)
Luas Usaha :
120 meter
Lokasi Usaha : Desa Kebonpeteuy Kecamatan Gekbrong
Kapasitas Produksi :
5 ton/hari
Pangsa Pasar : Gekbrong, Kota Cianjur dan Kabupaten
Sukabumi.
Jumlah Anggota :
- orang anggota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar