17 Hal yang harus anda ketahui mengenai Sirih
Secara umum, daun sirih mengandung minyak asitri yang berisikan senyawa kimia seperti fenolserta senyawa turunannya antara lain kavikol, kavibetol, eugenol, karvacol, dan allipyrocatechol.
Kandungan daun sirih lainnya yaitu karoren, asam nikotinat, riboflavin, tiamin, vitamin C, gula, tannin, patin dan asam amino.
Secara umum, daun sirih mengandung minyak asitri yang berisikan senyawa kimia seperti fenolserta senyawa turunannya antara lain kavikol, kavibetol, eugenol, karvacol, dan allipyrocatechol.
Kandungan daun sirih lainnya yaitu karoren, asam nikotinat, riboflavin, tiamin, vitamin C, gula, tannin, patin dan asam amino.
MANFAAT EKSTRAK SIRIH SEBAGAI PESTISIDA ALAMI, PEMBASMI BAKTERI PADA IKAN DAN PENGAWET PADA GULA MERAH ANTARA LAIN :
1. Daun sirih mengandung fenol dan kavikol efektif untuk hama penghisap.
2. Sebagai pestisida yang bersifat sebagai fungisida dan bakterisida, dengan cara kerjanya menghambat perkembangan bakteri dan jamur
3. Sebagai alternatif pengendalian serangan hama pada tanaman padi hama tanaman walangsangit berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan didesa Biting Kecamatan Arjasa Kabupaten jember pada bulan maret sampai dengan mei 2011.
4. Sebagai penghambat pertumbuhan linear mycosphaerella fragariae penyebab bercak daun pada tanaman stoberi karena kandungan kimianya yang mengandung atsiri, tetle fenol, kavikol, hidroksikavicol, cavibetol, estragol, dan karvakrol, seskuiterpen.
5. Berdasarkan penelitian daun sirih dapat digunakan untuk menekan pertumbuhan jamur, dimana senyawa chavicol dan betlephenol mempunyai daya antiseptic yang kuat.
6. Selain itu juga juga ekstrak daun sirih sabagai bahan pengawet karena didalamnya mengandung komponen bioaktif berupa senyawa fenolik yang berfungsi sebagai antibakteri. Hasilnya sudah dipraktekkan sebagai bahan pengawet makanan, hasilnya gula kelapa yg diproduksi dengan menggunakan ekstrak daun sirih kualitasnya lebih baik, dari segi rasa, aroma, maupun khasiat dan daya simpannya. Selain itu daun sirih tdk bersifat higroskopis sehingga gula kelapa yang dihasilkan lebih awet karena dapat meminimalisasi kadar air dalam gula.
7. Selain itu campuran sirih dan tembakau untuk membasmi belalang dan ulat pada tanaman.
8. Selain itu juga campuran dari daun sirih, gadung dan brotowali sebagai pembasmi ulat padi,walang sangit dan kepinding tanah.
9. Penelitian pada colletotricum capsici penyebab antraknosa buah cabai pada berbagai media, hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan memberikan ekstrak daun sirih memberikan hasil yang terbaik karena dapat menekan pertumbuhan koloni dan jumlah konidia capcisi karena ekstrak mampu mematikan jamur pathogen tersebut.
10. Penelitian efektifitas ekstrak daun sirih terhadap penyakit jamur fusarium pada tanaman tomat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hari yang sama konsentrasi ekstrak daun sirih 100 g/l adalah yang paling tinggi dalam menghambat pertumbuhan jamur Fusarium sp. dengan daya hambat sebesar 87.80% dan jamur Trichoderma sp. sebesar 50.55%. hasil tersebut menunjukkan bahwa Trichoderma sp. lebih toleran terhadap aplikasi ekstrak daun sirih dibanding Fusarium sp. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun sirih yang diaplikasikan maka semakin besar daya hambatnya terhadap pertumbuhan jamur baik itu jamur Fusarium sp. maupun jamur Trichoderma sp.
11. Hasil penelitianefektifitas daun sirih sirih terhadap tanaman uji insektisida botani terhadap hama maruca testulalis pada tanaman kacang panjang menunjukkan bahwa konsentrasi ektrak dan jenis daun yang diuji berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva, persentase jumlah larva yang menjadi pupa dan persentase kerusakan tanaman, baik terhadap daun, bunga dan polong, sedangkan perlakuan jenis daun saja tidak berpengaruh nyata terhadap persentase kerusakan tanaman. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang diberikan akan semakin nyata pengaruhnya terhadap parameter pengamatan yang diteliti. Jenis ekstrak daun yang paling efektif adalah ekstrak daun dengan konsentrasi 10 %. Perlakuan interaksi konsenntarasi ektrak dengan jenis daun berpengaruh nyata terhadap mortalitas larvai, dan persentase larva menjadi pupa.
12. Uji efektifitas pestisida daun sirih untuk mengendalikan penyakit karat daun pada tanaman kacang kedelai, hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan terakhir perlakuan pestisida nabati berpengaruh nyata terhadap serangan penyakit yang disebabkan oleh phakopsora pachyrhizi. Perlakuan pestisida nabati berpengaruh nyata pada produksi menjadi lebih banyak.
13. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih merah (P. crocatum) mempunyai efektifitas terhadap bakteri A. Hydrophila secara in vitro. Berdasarkan hasil uji MIC, ekstrak daun sirih merah (P.crocatum) menghambat pertumbuhan bakteri A. Hydrophila pada konsentrasi minimum 12,5% dan berdasarkan hasil uji MBC, ekstrak daun sirih merah (P. crocatum) efektif membunuh bakteri A.Hydrophila pada konsentrasi minimum 25%. Kerja zat antibakteri dalam menghambat dan membunuh bakteri dipengaruhi oleh konsentrasi zat antibakteri tersebut. Bakteri tersebut menyerang ikan air tawar.
14. Penelitian ini bertujuan mengetahui dosis yang efektif ekstrak daun sirih (P. betle Linn) melalui metode perendaman terhadap tingkat kelulushidupan udang windu (P. monodon ) dan jumlah bakteri Vibrio yang terinfeksi bakeri V. harveyi. Metode penelitian adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan lima ulangan. Dosis Ekstrak yang digunakan adalah : 0 ppm (A), 20 ppm (B), 30 ppm (C), 40 ppm(D). Parameter utama yang diamati adalah jumlah bakteri Vibrio dan tingkat kelulushidupan udang windu (P. monodon ). Parameter penunjang yang diamati adalah kualitas air. Hasil uji Anava menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun sirih berbagai dosis (0 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm) tidak berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan udang windu dan jumlah bakteri Vibrio. Dosis 30 ppm menghasilkan kelulushidupan tertinggi sebesar 57 %. Dosis 40 ppm merupakan dosis ekstrak daun sirih yang menghasilkan penurunan jumlah bakteri tertinggi sebesar 1,9 x 103 CFU/ml. Kualitas air media pemeliharaan udang windu adalah suhu air media pemeliharaan berkisar 27º- 29ºC, oksigen terlarut (DO) berkisar 5 – 6 mg/l, pH berkisar 7 dan amoniak 0,003 ppm.
15. Daun Sirih antara lain mengandung kavikol dan kavibetol yang merupakan turunan dari fenol yang mempunyai daya antibakteri lima kali lipat dari fenol biasa terhadap Staphylococcus aureus. Cara kerja fenol dalam membunuh mikroorganisme yaitu dengan cara mendenaturasi protein sel (Pelczar dan Chan, 1981). Dengan terdenaturasinya protein sel, maka semua aktivitas metabolisme sel dikatalisis oleh enzim yang merupakan suatu protein (Lawrence dan Block, 1968).
16. Pemberian ekstrak daun sirih juga berpangaruh nyata untuk tanaman pada jagung manis, dimana sebelum dilakukan penyemaian bibit direndam dalam larutan sirih mempunyai kekebalan yang lebih baik dibanding yang tidak direndam dan menghasilkan tongkol jagung yang lebih banyak Pengujian Konsentrasi Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) dan Trichoderma sp. serta Kombinasinya terhadap Pengendalian Penyakit Layu Fusarium pada Tomat (Lycopersicon esculentum M.). %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hari yang sama konsentrasi ekstrak daun sirih 100 g/l adalah yang paling tinggi dalam menghambat pertumbuhan jamur Fusarium sp. dengan daya hambat sebesar 87.80% dan jamur Trichoderma sp. sebesar 50.55%. hasil tersebut menunjukkan bahwa Trichoderma sp. lebih toleran terhadap aplikasi ekstrak daun sirih dibanding Fusarium sp. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun sirih yang diaplikasikan maka semakin besar daya hambatnya terhadap pertumbuhan jamur baik itu jamur Fusarium sp. maupun jamur Trichoderma sp.
17. Pemberian ekstrak Daun Sirih dapat mengurangi bakteri pada peternakan sapi dan domba. Karena sifat daun sirih sebagai anti bakteri, dapat menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri.
1. Daun sirih mengandung fenol dan kavikol efektif untuk hama penghisap.
2. Sebagai pestisida yang bersifat sebagai fungisida dan bakterisida, dengan cara kerjanya menghambat perkembangan bakteri dan jamur
3. Sebagai alternatif pengendalian serangan hama pada tanaman padi hama tanaman walangsangit berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan didesa Biting Kecamatan Arjasa Kabupaten jember pada bulan maret sampai dengan mei 2011.
4. Sebagai penghambat pertumbuhan linear mycosphaerella fragariae penyebab bercak daun pada tanaman stoberi karena kandungan kimianya yang mengandung atsiri, tetle fenol, kavikol, hidroksikavicol, cavibetol, estragol, dan karvakrol, seskuiterpen.
5. Berdasarkan penelitian daun sirih dapat digunakan untuk menekan pertumbuhan jamur, dimana senyawa chavicol dan betlephenol mempunyai daya antiseptic yang kuat.
6. Selain itu juga juga ekstrak daun sirih sabagai bahan pengawet karena didalamnya mengandung komponen bioaktif berupa senyawa fenolik yang berfungsi sebagai antibakteri. Hasilnya sudah dipraktekkan sebagai bahan pengawet makanan, hasilnya gula kelapa yg diproduksi dengan menggunakan ekstrak daun sirih kualitasnya lebih baik, dari segi rasa, aroma, maupun khasiat dan daya simpannya. Selain itu daun sirih tdk bersifat higroskopis sehingga gula kelapa yang dihasilkan lebih awet karena dapat meminimalisasi kadar air dalam gula.
7. Selain itu campuran sirih dan tembakau untuk membasmi belalang dan ulat pada tanaman.
8. Selain itu juga campuran dari daun sirih, gadung dan brotowali sebagai pembasmi ulat padi,walang sangit dan kepinding tanah.
9. Penelitian pada colletotricum capsici penyebab antraknosa buah cabai pada berbagai media, hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan memberikan ekstrak daun sirih memberikan hasil yang terbaik karena dapat menekan pertumbuhan koloni dan jumlah konidia capcisi karena ekstrak mampu mematikan jamur pathogen tersebut.
10. Penelitian efektifitas ekstrak daun sirih terhadap penyakit jamur fusarium pada tanaman tomat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hari yang sama konsentrasi ekstrak daun sirih 100 g/l adalah yang paling tinggi dalam menghambat pertumbuhan jamur Fusarium sp. dengan daya hambat sebesar 87.80% dan jamur Trichoderma sp. sebesar 50.55%. hasil tersebut menunjukkan bahwa Trichoderma sp. lebih toleran terhadap aplikasi ekstrak daun sirih dibanding Fusarium sp. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun sirih yang diaplikasikan maka semakin besar daya hambatnya terhadap pertumbuhan jamur baik itu jamur Fusarium sp. maupun jamur Trichoderma sp.
11. Hasil penelitianefektifitas daun sirih sirih terhadap tanaman uji insektisida botani terhadap hama maruca testulalis pada tanaman kacang panjang menunjukkan bahwa konsentrasi ektrak dan jenis daun yang diuji berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva, persentase jumlah larva yang menjadi pupa dan persentase kerusakan tanaman, baik terhadap daun, bunga dan polong, sedangkan perlakuan jenis daun saja tidak berpengaruh nyata terhadap persentase kerusakan tanaman. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang diberikan akan semakin nyata pengaruhnya terhadap parameter pengamatan yang diteliti. Jenis ekstrak daun yang paling efektif adalah ekstrak daun dengan konsentrasi 10 %. Perlakuan interaksi konsenntarasi ektrak dengan jenis daun berpengaruh nyata terhadap mortalitas larvai, dan persentase larva menjadi pupa.
12. Uji efektifitas pestisida daun sirih untuk mengendalikan penyakit karat daun pada tanaman kacang kedelai, hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan terakhir perlakuan pestisida nabati berpengaruh nyata terhadap serangan penyakit yang disebabkan oleh phakopsora pachyrhizi. Perlakuan pestisida nabati berpengaruh nyata pada produksi menjadi lebih banyak.
13. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih merah (P. crocatum) mempunyai efektifitas terhadap bakteri A. Hydrophila secara in vitro. Berdasarkan hasil uji MIC, ekstrak daun sirih merah (P.crocatum) menghambat pertumbuhan bakteri A. Hydrophila pada konsentrasi minimum 12,5% dan berdasarkan hasil uji MBC, ekstrak daun sirih merah (P. crocatum) efektif membunuh bakteri A.Hydrophila pada konsentrasi minimum 25%. Kerja zat antibakteri dalam menghambat dan membunuh bakteri dipengaruhi oleh konsentrasi zat antibakteri tersebut. Bakteri tersebut menyerang ikan air tawar.
14. Penelitian ini bertujuan mengetahui dosis yang efektif ekstrak daun sirih (P. betle Linn) melalui metode perendaman terhadap tingkat kelulushidupan udang windu (P. monodon ) dan jumlah bakteri Vibrio yang terinfeksi bakeri V. harveyi. Metode penelitian adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan lima ulangan. Dosis Ekstrak yang digunakan adalah : 0 ppm (A), 20 ppm (B), 30 ppm (C), 40 ppm(D). Parameter utama yang diamati adalah jumlah bakteri Vibrio dan tingkat kelulushidupan udang windu (P. monodon ). Parameter penunjang yang diamati adalah kualitas air. Hasil uji Anava menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun sirih berbagai dosis (0 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm) tidak berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan udang windu dan jumlah bakteri Vibrio. Dosis 30 ppm menghasilkan kelulushidupan tertinggi sebesar 57 %. Dosis 40 ppm merupakan dosis ekstrak daun sirih yang menghasilkan penurunan jumlah bakteri tertinggi sebesar 1,9 x 103 CFU/ml. Kualitas air media pemeliharaan udang windu adalah suhu air media pemeliharaan berkisar 27º- 29ºC, oksigen terlarut (DO) berkisar 5 – 6 mg/l, pH berkisar 7 dan amoniak 0,003 ppm.
15. Daun Sirih antara lain mengandung kavikol dan kavibetol yang merupakan turunan dari fenol yang mempunyai daya antibakteri lima kali lipat dari fenol biasa terhadap Staphylococcus aureus. Cara kerja fenol dalam membunuh mikroorganisme yaitu dengan cara mendenaturasi protein sel (Pelczar dan Chan, 1981). Dengan terdenaturasinya protein sel, maka semua aktivitas metabolisme sel dikatalisis oleh enzim yang merupakan suatu protein (Lawrence dan Block, 1968).
16. Pemberian ekstrak daun sirih juga berpangaruh nyata untuk tanaman pada jagung manis, dimana sebelum dilakukan penyemaian bibit direndam dalam larutan sirih mempunyai kekebalan yang lebih baik dibanding yang tidak direndam dan menghasilkan tongkol jagung yang lebih banyak Pengujian Konsentrasi Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) dan Trichoderma sp. serta Kombinasinya terhadap Pengendalian Penyakit Layu Fusarium pada Tomat (Lycopersicon esculentum M.). %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hari yang sama konsentrasi ekstrak daun sirih 100 g/l adalah yang paling tinggi dalam menghambat pertumbuhan jamur Fusarium sp. dengan daya hambat sebesar 87.80% dan jamur Trichoderma sp. sebesar 50.55%. hasil tersebut menunjukkan bahwa Trichoderma sp. lebih toleran terhadap aplikasi ekstrak daun sirih dibanding Fusarium sp. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun sirih yang diaplikasikan maka semakin besar daya hambatnya terhadap pertumbuhan jamur baik itu jamur Fusarium sp. maupun jamur Trichoderma sp.
17. Pemberian ekstrak Daun Sirih dapat mengurangi bakteri pada peternakan sapi dan domba. Karena sifat daun sirih sebagai anti bakteri, dapat menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar