Masalah besar yang dihadapi petani dalam kegiatan produksi adalah hama penyakit tanaman dan bencana alam. Untuk menanggulangi serangan hama dan penyakit tanaman petani menggunakan pestisida kimia. Pestisida kimia merupakan bahan beracun yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, hal ini disebabkan pestisida bersifat polutan dan menyebarkan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti mutasi gen dan gangguan syaraf pusat. Disamping itu residu kimia yang beracun tertinggal pada produk pertanian dapat memicu kerusakan sel, penuaan dini dan munculnya penyakit degeneratif.
Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia lainnya adalah:
- Hama menjadi kebal (resisten)
- Peledakan hama baru (resurjensi)
- Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen
- Terbunuhnya musuh alami
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman atau tumbuhan yang sebenarnya yang ada di sekitar kita. Penggunaan pestisida nabati selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan, harganya relatif murah apabila dibandingkan dengan pestisida kimia. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik yaitu :
- Merusak perkembangan telur, larva dan pupa
- Menghambat penggantian kulit
- Mengganggu komunikasi serangga
- Menyebabkan serangga menolak makan
- Menghambat reproduksi serangga betina
- Mengurangi nafsu makan
- Memblokir kemampuan makan serangga
- Mengusir serangga
- Menghambat perkembangan patogen penyakit
Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kekurangan . keunggulan dari pestsida nabati diantaranya adalah sebagai berikut:
- Murah dan mudah dibuat oleh petani
- Relatif aman terhadap lingkungan
- Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman
- Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama
- Kompatibel digabungkan dengan cara pengendalian yang lain
- Menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia
Sementara kekurangannya adalah :
- Daya kerjanya relatif lambat
- Tidak membunuh jasad sasaran secara langsung
- Tidak tahan terhadap sinar matahari
- Tidak tahan disimpan
- Kadang-kadang harus disemprotkan berulang-ulang
Contoh Tanaman bahan pestisida
1. MIMBA (Azadirachta indica)
Mimba mempunyai spectrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak (200 spesies) antara lain belalang, thrips, ulat, kupu-kupu putih, dll. Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat daun dan bercak daun. Dan mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew). Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada daun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah.
2. AKAR TUBA (Deris eliptica)
3. KECUBUNG
Kecubung tumbuh di tempat yang beriklim panas dan dibudidayakan di seluruh belahan dunia karena khasiat yang dikandungnya dan juga untuk tanaman hias. Bagian-bagian kecubung, tetapi terutama bijinya, mengandung alkaloid yang berefek halusinogen dan dapat mengganggu sistem syaraf pada serangga.
4. GADUNG
5. KLUWAK
Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati adalah biji kluwak yang masih muda. Biji kluwak mengandung bahan kimia asam sianida yang sifatnya beracun, mudah menguap pada suhu 26 derajat Celcius, bila terhirup binatang ternak dapat mengakibatkan kematian, namun aman untuk pengawetan ikan.
6. TEMBAKAU
7. CABE RAWIT
UPTD Laboratorium Dinpertan TPH Kabupaten Grobogan mulai membuat pestisida nabati sejak tahun 2009 dan diuji di lapangan pada kegiatan kaji terap pestisida nabati pada tanaman padi di Kecamatan Purwodadi dan Klambu serta pada tanaman kedele di Kecamatan Toroh. Pestisida nabati digunakan sebelum hama mencapai ambang pengendalian. Hasilnya pestisida nabati dapat menekan populasi hama pada tanaman padi dan kedele. Untuk selanjutnya di aplikasi di Kecamatan lainnya di Kabupaten Grobogan.
Sumber : UPTD Laboratorium Dinpertan TPH Kabupaten Grobogan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar