Beranjak dari keinginan yang kuat maka harus berbanding lurus dengan
usaha yang keras. Begitulah organisasi HIPOCI dibentuk, dengan bimbingan yang
rutin serta peran serta dari pendamping CSR PT. Tirta Investama, sedikit demi
sedikit HIPOCI tumbuh dan berkembang. Banyak halang merintang yang menghadang,
HIPOCI tetap berdiri tegak dengan kakinya sendiri. Para petani berkata mengenai
HIPOCI “ asal dari keinginan kami, Kami yang bentuk, dan Untuk kami rasakan”. Maju
dan kemandirian yang dibangun oleh pendamping terlihat dari kelompok ini.
karena pada awalnya pendamping mengharapkan petani bukanlah pengemis.
Salah satu cabang dari HIPOCI adalah Unit Usaha Ternak Domba, ternak
ini merupakan sekumpulan orang yang menjadikan domba sebagai usaha dan sudah
dilaksanakan sebelum CSR dilakukan. Di sini peran CSR hanya membentuk wadah dan
peternak domba ini memiliki payung hukum yang menaunginya serta memberikan
ternak sebagai modal awalnya. Pembentukan dari masyarakat sendiri kelompok ini
menjadi kelompok yang solid dan berkembang.
Pada tanggal 17 dan 18 April 2013, bertempat di dua tempat yakni Kp.
Lapang dan Kp. Bangkuong diadakan dua pelatihan yang berbeda. Pelatihan
Manajemen ternak domba diadakan Saung Tani Lapang, mengadakan Pelatihan
manajemen domba dengan peserta yakni kelompok awal yang menerima domba. Adapun
yang datang terdiri dari dua desa yakni Desa Gekbrong dan Desa Kebonpeuteuy. Pengharapan
CSR dengan pelatihan ini, petani bisa memanajemen ternak domba serta menjadi
unit usaha yang bisa menghantarkan kelompok ini kemandirian dalam usaha domba.
Selain itu, seletah di data domba di kelompok awal sudah berkembang pesat. Di
kampung Lapang saja dengan kepemilikan pribadi mencapai angka 200 ekor.
Metode acara yang dilaksanakan menggunakan metode partisipatif,
sehingga diharapkan petani banyak
bertanya dalam pelatihan ini. pelatihan ini, CSR mengundang seorang dosen dari
IPB, yakni Bapak Bram, beliau juga merupakan profil yang sukses dalam
mengembangkan peternakan sekaligus sebagai konsultan bagi para pengembang
masyarakat atau CSR yang menyakut bidang peternakan. Petani banyak bertanya
mengenai penyakit, mengenai pasar, kandang, kesehatan kandang, dan jenis domba
yang dikembangkan.
Acara yang kedua dilaksanakan di Vila Bangkuong, dengan peserta dari
petani dua desa seperti biasanya dan merupakan kelompok yang baru. Pembicaranya
pun sama yakni Bapak Bram. Beliau mengatakan bahwa yang terbaik dalam beternak
adalah adanya kelompok yang solid serta keinginan yang kuat dari masyarakatnya.
Diharapkan bahwa di Kecamatan gekbrong ini muncul sentral peternakan domba.
Pada saat akhir pendamping ditanya metode pengembangan yang dilakukan
oleh pendamping CSR, pendamping menjawab kita menggunakan stake holder grass root atau dengan istilah CSR Bottom Up atau dengan kata lain
membangun masyarakat dari bawah (langsung ke warga). Adapun strategi yang
digunakan adalah metode penyuluhan dengan langsung datang ke rumah penerima
manfaat atau langsung tanggap ketempat usaha petani (contoh Sawah). Dan
tanggapan dari pak dosen itulah yang terbaik dan teruskan seperti itu. Jarang
sekali pendampingan yang dilakukan CSR seperti yang anda lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar