- Fungsi pestisida botani
Berbeda dengan pestisida kimia,
pestisida botani umumnya memang tidak dapat langsung mematikan serangga hama
sasaran. Beberapa
fungsi pestisida botani adalah sebagai berikut:
- Repellent, Yakni, penolak kehadiran serangga, terutama disebabkan baunya yang menyengat.
- Antifeedant, yaitu mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot, terutama disebabkan rasanya yang pahit.
- Mencegah serangga meletakkan telur dan menghentikan proses penetasan telur
- Racun syaraf
- Mengacaukan sistem hormon di dalam tubuh serangga
- Antraktan, sebagai pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
- Mengendalikan pertumbuhan jamur (fungisida) dan bakteri (bakterisida) perusak tanaman.
Cara pembuatan pestisida botani
dari berbagai jenis tumbuhan tidak dapat distandarisasi secara baku karena
memang sifat tanaman dan kandungan bahan aktifnya yang berbeda-beda. Pada
tumbuhan yang sama, tetapi jika tumbuh dilingkungan yang berbeda maka kandungan
bahan aktifnya pun dapat berbeda. Oleh karenanya, dosis atau konsentrasi bahan
aktif yang digunakan pun akan berbeda pula.
- Bahan dan Cara Pengolahannya
Pestisida botani merupakan bahan
pestisida yang secara alami terdapat di dalam bagian-bagian tertentu di tanaman
seperti akar, daun, batang atau buah. Bahan-bahan ini diolah menjadi berbagai
bentuk. Untuk menghasilkan bahan pestisida botani dapat dilakukan beberapa
teknik berikut:
F Bahan
mentah yang berbentuk tepung, berasal dari bahan tanaman yang telah dikeringkan
kemudian dihaluskan (Mimba, kunyit dll)
F Ekstrak
tanaman yang merupakan hasil pengambilan cairan metabolit sekunder dari bagian
tanaman tertentu. Ektraksi metabolit sekunder untuk keperluan sendiri dapat
memakai air dengan metode yang lebih sederhana sehingga bisa dilakukan oleh
semua orang (minyak nimba, minyak krisan, minyak cengkeh dll)
F Bahan
kimia murni yang berasal dari tanaman. Ekstrak tanaman yang telah diperoleh
dimurnikan lagi dan diisolasi untuk diambil senyawa pestisidanya dengan proses
penyulingan.
F Bagian
tanaman dibakar untuk diambil abunya (serai tembelekan)
Dengan dikembangkannya
pemanfaatan pestisida botani diharapkan petani atau pengguna dapat
mempersiapkan sendiri cara pengendalian hama terpadu.
- Kelebihan dan Kekurangan
Pestisida botani memiliki
kelebihan dan kekurangan jika dibandingkan dengan pestisida kimia. Setiap orang
yang akan memakai pestisida botani sebaiknya mengetahui dengan baik kelebihan
dan kekurangan itu, sehingga dapat memanfaatkan pestisida botani secara
maksimal. Kelebihan
pestisida botani sebagai berikut:
- Degradasi atau penguraian yang cepat
Pestisida botani cepat
terurai oleh sinar matahari, udara, kelembapan dan komponen alam lainnya,
sehingga mengurangi resiko pencemaran tanah dan air. Dengan demikian, pestisida
botani masih dapat disemprotkan beberapa hari sebelum pemanenan tanpa perlu
khawatir bahan makanan yang dipanen tercemar residu pestisida.
- Memiliki aksi yang cepat
Umumnya bekerja cepat
dalam menghentikan nafsu makan OPT atau mencegah OPT merusak lebih banyak,
walaupun jarang menyebabkan kematian segera pada serangga.
- Toksisitas (daya racun) umumnya rendah terhadap mamalia, sehingga relatif lebih aman terhadap manusia dan hewan ternak. Karena sifatnya ini, pestisida botani sangat lazim dipakai untuk mengendalikan hama digudang penyimpanan biji-bijian dan bahan makanan.
- Berspektrum luas
Pestisida botani
merupakan pestisida yang memiliki spektrum pengendalian yang luas, Dengan kata
lain dapat mengendalikan berbagai jenis OPT. Namun, karena racun yang dihasilkannya
sangat cepat terurai dan sebagian besar merupakan racun lambung dan syaraf,
pengaruh pestisida botani di lapangan hanya terlihat pada serangga perusak
tanaman.
- Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal terhadap pestisida kimia.
- Phitotoksisitas rendah
Umumnya
pestisida botani tidak meracuni dan tidak merusak tanaman.
Berikut ini beberapa kelemahan dan
hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengatasinya:
1.
Untuk
menghindari pencemaran lingkungan, sangat diinginkan pestisida yang terurai
cepat, tetapi untuk efektivitas pengendalian hama, residu yang cepat hilang
dianggap kurang efektif.
2.
Karena
sangat cepat terurai, aplikasi pestisida botani menuntut ketepataan waktu dan
mungkin harus dilakukan dengan lebih sering. Untuk menunjang keberhasilan pemakain
pestisida botani, siklus hidup dan masa aktif OPT sasaran harus diketahui
terlebih dahulu.
3.
Walaupun
toksisitasnya (daya racun) lebih rendah dibandingkan dengan pestisida kimia,
pestisida botani tetap harus ditangani dengan
berhati-hati, karena racun hanya berguna jika dipakai dan dikelola
dengan benar. Beberapa jenis pestisida botani bahkan lebih beracun dibandingkan
denga pestisida kimia.
4.
Produksi
pestisida botani secara masal masih menghadapi kendala, diantaranya
ketersediaan bahan baku dalam jumlah yang tidak mencukupi, kandungan metabolit
sekunder dalam bagian tanaman umumnya sangat kecil, sehingga sulit untuk
mengumpulkan dalam jumlah besar. Namun, jika untuk keperluan sendiri,
ketersediaan bahan bisa cukup melimpah dan sangat murah, karena tersedia cara
ekstraksi yang lebih sederhana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar