Salah satu pemainnya adalah Mahaditra Jaka Respati Wiradisurya (25 tahun). Pebisnis muda kelahiran Jakarta 14 Desember 1985 ini, merintis usaha ayam probiotik sejak September 2008 di Lampung. Kepada Sabili, Jaka menjelaskan apa yang dimaksud dengan ayam probiotik, yaitu ayam broiler biasa yang diberi unsur bakteri positif Lactobacillus pada makanannya. Selain itu, masih ditambahkan juga dengan jamu seperti yang diminum manusia, seperti temulawak, kunyit, jahe, brotowali, dan ramuan lainnya.
Menurut Jaka, dengan pemberian bakteri positif dan jamu membuat kinerja pencernaan ayam menjadi lebih efisien. Sebagaimana manusia ketika minum Lactobacillus pada Yogurt atau Yakult yang juga memperbaiki kinerja pencernaan. ”Hasilnya berupa ayam yang memiliki beberapa keunggulan, seperti kadar lemak, lendir, dan minyak alami yang ada pada ayam menjadi lebih rendah. Sehingga menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan kadar proteinnya, tutur jebolan Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Prosedur beternak ayam probiotik lanjut Jaka, juga sederhana. Sama seperti cara beternak dan kandang ayam broiler biasa. Tapi keistimewaan lainnya, kotoran ayam probiotik tidak berbau menyengat dan tidak menjadi tempat berkumpunya lalat seperti kotoran ayam broiler biasa. ”Makanya, di Lampung saya menggunakan kandang di pemukiman penduduk. Bahkan, ada juga peternak yang mengembangkan di belakang rumahnya,” jelas lulusan SMA Satria Nusantara ini.
BAHAN HERBAL TRADISIONAL
Temulawak 1 kg
Kunyit 1 kg
Jahe 0,5 kg
Daun Sirih 1 kg
Asam Jawa 0.5 kg
Tetes Tebu 1 kg
EM 4 250 ml
Air bersih 20 ltr
CARA PEMBUATAN :
a. Siapkan bahan herbal, cuci bersih.
b. Blender/ parut semua bahan, termasuk asam jawa sudah di buang bijinya.
c. Campurkan semua hasil blender dalam suatu wadah lalu diperas, hasil perasan ini di sendirikan pada wadah. Bahan exstrak dari perasan di tambah air bersih, di ambilkan dari jatah air yang 20 liter sebanyak 1 liter, lalu diperas kembali, hasil perasan di campurkan pada hasil perasan yang pertama. Bahan herbal yang telah mengalami 2 kali perasan di tambah sedikit tetes, di bentuk butiran kecil 3 – 5 gram lalu di keringkan, bisa di simpan sebagai obat herbal untuk ternak, daripada di buang percuma, begitu.
d. Hasil perasan ( dua kali perasan ), di tambahkan air bersih 19 liter dan EM 4 250 ml. Dimasukkan pada drum atau jerigen. Begitu juga tetes 1 kg dicampurkan.
e. Tutup rapat drum/ jerigen, biarkan proses fermentasi selama 20 hari. Tiga hari sekali drum/ jerigen diaduk-aduk sekaligus mengeluarkan gas hasil fermentasi.
Aturan pakai setiap 5 – 10 ml dicampur air minum 1 liter atau bisa di campurkan pada pemberian pakan, ini untuk dosis ternak kambing, sedang untuk sapi aturan pakai setiap hari membutuhkan 100 ml yang di campurkan pada komboran. Bisa juga di berikan model Cekok langsung, untuk kambing sekali cekok perlu herbal sebanyak 100 ml pemberian seminggu sekali. Sedang untuk sapi, sekali cekok perlu 250 – 500 ml, inipun hanya seminggu sekali.
Hasil ujicoba pada kambing, jika tidak pakai herbal fermentasi pertumbuhan 2 – 3 kg/ bulan jika pakai herbal pertumbuhan 4 – 5 kg/bulan. Sedang pada ternak sapi ( sapi minimal umur 1 tahun), untuk sapi jenis ongole atau turunan ongole, pertumbuhan menjadi 1, 05 – 1,1 kg/ hari, sedang yang tidak pakai herbal pertumbuhan 0,4 – 0,5 kg/ hari. Untuk jenis sapi Simmental atau limousen pertumbuhan mencapai 1,3 – 1, 5 kg/ hari. Jika tidak pakai herbal pertumbuhan 0,8 kg/ hari.
Efek pemberian herbal daya tahan tubuh ternak meningkat, penyakit kembung dan cacing yang biasanya selalu menyerang ternak, tidak pernah muncul. Satu lagi, bau kotoran dan urin terkurangi secara nyata sekali. Ini di mungkinkan jika metabolisme dalam tubuh ternak bekerja optimal.Begitu rekan-rekan peternak ulasan singkat kali ini, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar